Pejuang kata telah berderap maju, ketika genderang perang telah menjawab sang penantang, yang berdiri di garda depan dengan celoteh tanpa makna
Panji kini berkibar, tanda siaga dan tak lena tuk berjaga. Shofar telah ditiup, para panglima berjajar mengepalai kepala pasukan
Kapal penyair telah karam, diterpa ombak badai semalam nan riuh redam, tanpa perduli rindu atau dendamÂ
Hanya ada dua pilihan, mati dalam medan perang, atau mati bunuh diri ditelan samudra luas
Pedang adalah pena, darah adalah tinta, medan juang adalah kebenaran, bertatahkan kejujuran dan integritas, yang berjalan beriringan diatas kertas
Bangkitnya legitimasi aksara dalam ulu hati terdalam, membentangkan kembali makna nyata dalam harapan demi harapan, karsa demi karsa, rasa demi rasa, karya demi karya, bagi kami yang akan berkata,
"This is point of no return, publish or perish!!!"
*Solo, di tepian siang menjelang senja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H