Mohon tunggu...
Ayu Diahastuti
Ayu Diahastuti Mohon Tunggu... Lainnya - an ordinary people

ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Layung di Bibir Senja

11 Juni 2019   08:08 Diperbarui: 11 Juni 2019   08:17 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Urusan apa?"

"Rakhyan Mahesa,"

"Kok jadi dia sih?"

"Tin, loe ga bisa bohong ma gue. Sakit and amarah loe itu bakal loe pertahanin ampe kapan?"

"Biarin aja. Itu namanya karma, Ran."

"Trus apa bedanya loe ama dia?"

Aku terdiam atas ucapan Ranti. Entah mengapa, beberapa hari ini, perkataan Mbak Watik juga memenuhi kepalaku.

"Udah, gue tahu elu, Tin. Ada baeknya loe selesaikan sekarang ama dia. Tahu ga, apa yang paling berharga di dunia ini?"

Aku hanya meliriknya.

"Waktu, Tin. Jangan sampe loe nyesel ntar."

Perkataan Ranti ternyata cukup ampuh untuk membawa langkahku menyusuri lorong rumah sakit tempat Rakhyan dirawat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun