Kepadamu, yang terkasih.....
Aku pernah merasa memiliki, meski tak mampu kupunyai. Pernah punya mimpi, meski hanya kuhadirkan dalam imaji.
Pernah merasa dicintai, namun hanya sebentuk ilusi. Pernah tinggal dalam hati kebahagiaan, namun bukan dalam wujud kekekalan.
Kepadamu, kawan...
Pernahkah kau mendengarkan rintihan waktu yang lelah terus berjalan tanpa henti?
Pernahkah kau melepaskan yang berharga, namun kau mendapatkan yang terbaik?
Duhai, teman.....
Ini syair tentang denting nadi yang mengalun teratur, tanpa mau undur sebelum Sang Kuasa bertuturÂ
Lihatlah pula kala embun pun telah mengalir lembut, menapaki tiap daun hingga akhirnya terjatuh, meresapi setiap rongga tanah tanpa pernah menyerah
Wahai, sahabat....