Mohon tunggu...
Diah Lestari
Diah Lestari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Gagal Niatnya? Tak Perlulah Curang

8 Oktober 2017   14:35 Diperbarui: 8 Oktober 2017   14:46 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Niat yang baik akan menghasilkan hasil yang baik pula. Langsung saja penulis akan membahas terhadap banyaknya orang yang tidak berfikir terlebih dahulu apa yang akan dilakukannya. Bahkan banyak diantaranya saat melakukkan penjualan tidak memakai otak dan aturan-aturan syariat dalam agamnya, agama islam tentunya. Orang yang demikian, sebenarnya kekurangan akal atau tidak punya hati ya? Sudah jelas-jelas kalaucurang balasan diakhirat lebih kejam. Sekedar pengantar dari penulis hanya akan memberitahukan bahwasannya pada masa ini tidak banyak namun masih ada penjual yang seenaknya sendiri. Tidak memikirkan orang lain yang dirugikan atau bahkan sangat tega kepada pembeli akan kebohongannya. 

Demi harta yang melimpah banyak para penjual melakukkan bisnisnya dengan cara curang atau dengan cara menipu. Padahal Allah tidak menyukai perlakuan bisnis yang demikian. Banyak penjual saat ini antara toko satu dengan toko yang lain sering ditemukan dengan harga jauh berbeda bahkan tidak tepat pada harga pasar yang sesungguhnya. Mmenurutnya menjual dagangan dengan harga yang sangat tinggi adalah keingginannya untuk mencari penghasilan yang lebih tinggi atau lebih banyak.

Dengan cara yang sangat halus menyakinkan para pembelinya, penjual harus mengatakan janji dan sumpah dengan tujuan memberikan keyakinan bahwa kualitas barang tersebut sangat baik bahkan beda dengan barang yang dijual oleh penjual lain. Padahal bentuk, merek, bahan dan tempat pembuatannyapun sama. Perlakuan yang seperti ini telah dilarang oleh Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda: "melakukan sumpah agar barang-barang terjual, tapi disisi lain menghapus rahmat (didalamnya)". (Afzalur Rahman, jilid II,1995:81). Dalam masalah tingkat hubungan perdagangan pada saat ini banyak atau masih ada para pedang  melakukkan tindakan-tindakan kecurangan dan kejahatan dalam masalah perekonomian. seperti keadaan, kenyataan dan realita yang ada saat ini. Sifat distributor yang sangat licik pastinya. Maunya membeli produk dengan menginginkan harga yang lebih murah untuk dipenuhi terhadap harga dari tangan pertama, tapi memiliki ide untuk menjual pada konsumen dengan harga relatif lebih mahal. 

Dengan takaran yang lebih sedikit, Untuk mendapatkan hasil lebih banyak dari pada modal awal yang tidak seberapa. Hal ini telah dinyatakan dalam al-qur'an yang telah ditulis di buku dokrin-dokrin ekonomi islam, yang artinya:" kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka menita dipenuhi, dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka menguranginya. Tidaklah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan pada suatu hari yang besar". (al-Muthaffiffin:1-5). (Afzalur Rahman, jilid IV,1996:163).

Dan yang paling parah lagi, tidak jelas sama sekali, dan sangat-sangat berada diluar jangkauan islam. Seperti yang dikutip dalam buku Ekonomi Islam,  Prinsip, Dasar dan Tujuan. Abi Said al-khudri menyatakan bahwa Rasulullah SAW. melarang untuk membeli janin yang masih berada dalam kandungan binatang ternak hingga binatang itu melahirkan. Nabi juga melarang untuk membeli budak yang melarikan diri, membeli harta rampasan perang sampai harta itu di bagikan, serta membeli mutira yang masih berada di laut. Seperti yang ditransmisikan oleh Abu Hurairah: " Rasulullah SAW melarang jual beli yang tidak jelas".(Abdullah Abdul Husain ut-Tariqi,2004:187).Jika seandainya hal seperti itu masih ada pada saai ini juga? 

Bukankah hal tersebut sudah tercermin bahwasannya orang yang melakukkan jual beli yang demikian adalah orang-orang yang jahat atau rakus akan harta. Pada dasarnya manusia itu tidak mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri. Hanya bisa berfikir apa yang diperolehnya adalah untuk kenikmatan hidupnya untuk saat ini  dan untuk kedepannya. Karena mabusia itu sangat kuat akan godaan dan tipu daya kehidupan duniannya. Sebab belum memfikirkan bahwa akan ada kehidupan lagi yang lebih abadi setelah kehidupan bernikmat-nikmat sebelumnya.  

Bahkan belum terfikir bahwa kepentingan yang sementara akan berakibat penyesalan yang lama. Menurut Amiur Nuruddin dalam bukunya yang berjudul Dari Mana Suber Hartamu?. Bahwa jika bersedia melakukan pecerahan diri, tidak kurang 7x peringatan dalam Al-Qur'an, datang dari pemilik alam semesta (Rabbal alamin), agar manusia jangan tertipu oleh gemerlapnya kehidupan dunia (al-hayat al-dunyah).tanpa terkecuali manusia memang selalu disadarkan supaya membangun pandangan yang senantiasa mampu melihat jauh ke depan. (Amiur Nuruddin,2010:328)

Berikut penulis telah memberikan contoh terhadap jual beli yang mengandung ketidakjelasan di dalamnya. Penulis hanya bisa menulis demikian. Cukup memberikan saran saja. Jika melakukan bisnis, maka lakukan bisnis dengan baik dan tentu tidak melanggar aturan-aturan yang ada di dalam kitab Allah, islam tentunya. Agar bisnis yang dijalankan mendapatkan ridho dari Allah SAW,amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun