Peran zakat dalam mengentaskan kemiskinanÂ
      Zakat memiliki peran dalam memberantas kemiskinan tidak bisa dipungkiri, baik itu dalam islam ataupun di luar islam. Peran zakat tidak hanya semata mata untuk mengentaskan kemiskinan. Tetapi juga mempunyai maksut untuk mengatasi segala masalah yang terjadi di masyarakat lain. Dapat kita ketahui bahwa secara khusus peran zakat dalam umat muslim adalah membantu negara muslim lainnya dalam agar dapat mengetuk hati nya untuk bersikap loyal kepada islam dan juga membantu permasalahan yang terdapat di dalamnya. Dalam islam, kemiskinan merupakan suatu hal yang mampu mengancam akidah, akhlak, dan kelogisan berfikir. Dan juga itu menjadi suatu masalah yang serius yang perlu ditindaklanjutkan. Maka karna itu, orang islam didorong untuk saling membantu untuk mengatasi kemiskinan, tolong menolong dalam kebaikan harus diimplementasikan dalam kehidupan ekonomi.
      Pada hakikatnya, agar orang orang mau membayar zakat harus diberitahu penyebab kemiskinan terhadap orang atau kelompok tertentu. Penyebab kemiskinan ditanggulangi dengan berbagai faktor:
- Kemiskinan yang disebabkan oleh kelemahan fisik yang menjadi penghalang untuknya mendapat penghasilan yang besar
- Kemiskinan disebabkan oleh kurangnya pendapatan yang ia peroleh untuk menutupi kebutuhan hidup sehari hari.
      Untuk memaksimalkan peranan zakat dalam mengatasi kemiskinan, maka  terdapat beberapa golongan zakat yang dikeluarkan untuk fakir miskin. Yusuf Qaradhawi yang mengutip pendapat Imam Ghazali menyebutkan tiga pendapat dalam permasalahan ini, meliputi: memberikan fakir miskin sejumlah nishab zakat,  memberikan fakir miskin kebutuhannya selama setahun, dan memberikan fakir miskin kebutuhan selam sisa hidupnya. Di Indonesia apakah kriteria tersebut yang benar-benar menjadi sasaran zakat.
      Belajar dari Umar Bin Abdul Aziz, pemberantas kemiskinan yang paling efektif dimuali dari penyitaan aset -- aset pejabat yang diperloeh secara tidak sah yang kemudian didistribusikan kembali ke masyarakat. Ketaatan pada amanah dan pengabdian kepada rakyat merupakan kunci untuk mengurangi korupsi di birokrasi. Efisiensi pengelolaan pendapatan negara dan zakat juga mendukung upaya memenuhi kebutuhan masyarakat, termasuk pengentasan kemiskinan. Penting juga untuk menyederhanakan anggaran pemerintah pusat agar tidak terjadi penyalahgunaan anggaran. Umar bin Abdul Aziz memperlihatkan bahwa bantuan ekonomi yang efektif harus berasal dari birokrasi yang bersih dan akses terhadap keuangan
      Umar bin Abdul Aziz berhasil mengembalikan rasa qana'ah dan semangat berkarya masyarakat karena keyakinan dan iman yang kuat kepada Allah SWT. Dengan sikap zuhud dan kerja keras, beliau memberikan contoh yang penting bagi masyarakat Muslim. Sikap qana'ah dan menahan diri membuat masyarakat menolak zakat dan bergantung pada sumber daya sendiri. Di Indonesia, penting untuk mengembangkan sikap qana'ah, menahan diri, dan semangat berkarya dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Kemampuan berusaha dan berkarya perlu didorong dengan pemangkasan biaya tinggi.
      Dengan adanya zakat, diharpkan oarng yang mampu atau mempunyai rezeki lebih bisa membayar kewajiban zakat untuk dibagikan kepada fakir miskin lainya, agar terjadi pemerataan ekonomi dan agar bisa memberantas kemiskinan yang ada pada saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H