Mohon tunggu...
Diah Dharmapatni
Diah Dharmapatni Mohon Tunggu... Lainnya - Government relation

Bekerja di bidang kerja sama sains dan teknologi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Radhar Panca Dahana: Nasionalisme Itu Dusta

20 Februari 2014   14:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:39 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 1.128 suku bangsa (data Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik). Masyarakat Indonesia hidup bersama dalam budaya yang berbeda-beda. Maka dari itu, Bhineka Tunggal Ika dicetuskan para pemimpin negara pada awal kemerdekaan sebagai semboyan. Semboyan ini menjadi harapan bersatunya ribuan suku bangsa menjadi satu dengan rasa nasionalisme. Benarkah Indonesia telah memiliki semangat nasionalisme?

"Kalau ada yang mengatakan negara ini dibangun atas dasar nasionalisme, itu adalah dusta,"kata Radhar Panca Dahana dalam Diskusi Budaya di Bentara Budaya Bali, kemarin (19/2).

Nasionalisme tidak ada dalam tradisi Indonesia. Radhar menyatakan Indonesia tidak terbentuk karena rasa nasionalisme, justru karena semangat kedaerahan. Nasionalisme adalah barang baru bagi Indonesia. Istilah ini baru didengungkan puluhan tahun yang lalu, saat tahun terbentuknya Boedi Oetomo yaitu 1908.

Terlebih lagi sistem demokrasi yang terasa pincang di negara ini. Indonesia seolah memaksakan diri menganut sistem demokrasi, Radhar menambahkan sistem pemerintahan yang paling sesuai bagi Indonesia saat ini adalah sistem yang berbasis kearifan lokal. Setiap suku bangsa memiliki tradisi yang dijalankan sejak lama, sehingga telah mengakar dalam kehidupan mereka. Sebenarnya, kearifan lokal itu yang menjadi cara-cara terbaik masing-masing suku bangsa untuk menangani masalah di daerahnya.

"Kearifan lokal adalah yang cukup baik digunakan sebagai sistem pemerintahan. Berikanlah keleluasaan bagi masing-masing daerah untuk membangkitkan kearifan lokalnya. Pada dasarnya, mereka punya cara-cara original untuk menangani masalah kontemporer,"ungkap Radhar menutup diskusi yang bertajuk 'Tinjauan Kritis Gerakan Mahasiswa Indonesia, Menyemai Demokrasi yang Berbudaya'.

Diterbitkan pula dalam: http://diahdharmapatni.wordpress.com/2014/02/20/radhar-panca-dahana-nasionalisme-itu-dusta/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun