Mohon tunggu...
Neli Diah Tri
Neli Diah Tri Mohon Tunggu... Mahasiswa - pembelajar / Mahasiswa

swim,sebagai Mahasiswa, membuat artikel tentang sejarah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinasti Ilkhan, Peranya terhadap Peradapan Islam di Persia Masa Khulaqu Khan ( 1258-1264)

31 Juli 2024   22:33 Diperbarui: 31 Juli 2024   22:33 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

DINASTI ILKHAN: PERANNYA TERHADAP PERADABAN ISLAM DI PERSIA MASA KEPEMIMPINAN HULAGU KHAN (1258-1264 M)

Abstrak 

Artikel ini menggambarkan Hulagu Khan sebagai komandan tentara Mongolia di wilayah Persia. Hulagu adalah salah satu pembenci umat Islam dan penghinaan Hulagu Khan terhadap umat Islam terlalu mirip dengan sifat dan karakter kaumMongol yang gemar berkelana dan berperang serta ketergantungan mereka kepada para pendahulu mereka, serta keinginan Hulagu Khan untuk mendirikan wilayah di luar garis keturunan Abbasiyah. Korelasi antara pasukan mongol dan Umat Islam di tengah Tradisi Abbasiyah tampak sebagai kehancuran dan kemalangan bagi Umat Islam, tetapi yang menarik untuk dicermati lebih jauh adalah bahwa setelah kebinasaan Tradisi Abbasiyah di tangan Hulagu Khan, sebuah tradisi Ilkhan didirikan yang kemudian peradaban Islam di Negara tersebut. KaumMongol, dengan melakukan pemetaan yang dapat diverifikasi menurut geologi dan memanfaatkan penyelidikan yang runcing serta mengungkap realitas yang terkait dengan hubungan antara pasukan Mongol dan Islam di tengah periode Abbasiyah. 

Pendahuluan

         Dalam berbagai kitab Islam yang sahih, silsilah Ilkhan dikenal sebagai salah satu silsilah yang dibangun oleh non-Muslim yang dalam perjalanannya kemudian menjadi sebuah tradisi Islam. Silsilah Ilkhan bangkit dalam kurun waktu yang dapat dibuktikan kebenarannya dari pertengahan abad ke-13 Masehi (1258 Masehi) hingga dekade keempat Masehi (1343 Masehi), yang daerah kekuasaannya Anatolia, Suriah, Irak, Persia, Afghanistan, dan India Utara dengan pusat kekuasaannya di Tabriz. 

Dengan demikian, silsilah ini ada dan berkuasa selama sekitar 85 tahun. Garis keturunan ini sebenarnya dibentuk oleh kaumMongol, tepatnya oleh HulaguKhan, cucu Genghis Khan yang sejak awal abad ke-13 Masehi telah menyerbu beberapa daerah islam, terutama wilayah Asia Tengah, seperti Turkistan dan Transoxiana. Kedekatan kaumMongol yang pada saat itu diikuti dengan rencana mereka untuk menguasai melalui  konvensi Ilkhan, terhadap masyarakat muslim di wilayah tersebut sering kali dianggap sebagai suatu kekecewaan karena kedekatan mereka justru lebih menyengsarakan kaum muslim tersebut. 

Sebagai salah satu bukti pendukung penjelasan di atas, dapat disimak dari kualitas kejadian kebinasaan Khilafah Abbasiyah yang telah hancur lebur, baik suprastruktur politik, bangunan, kekayaan sosial dan rohani. Pada hakikatnya, adanya kekhalifahan ini sudah ada selama lima abad sebagai pioner ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, bahkan dunia. Setelah runtuhnya Garis Abbasiyah di Baghdad pada tahun 1258 yang dipimpin oleh Hulagu Khan yang saat itu masih merupakan garis Ilkhan, wilayah yang dikuasai oleh garis ini adalah wilayah yang terdapat di antara Asia Barat dan India Timur. 

Masyarakat Islam dikomandoi oleh Hulagu Khan, seorang penguasa yang menganut Shamanisme. Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan dan Hulagu Khan, menghancurkan Transoxania dan Khurasan (1219-1231) pada saat itu menggulingkan kendali Seljuk Rum (1235-1236 M) Baghdad dihancurkan dan Khalifah Abbasiyah dibantai (1258 M). Angkatan bersenjata yang brilian dari kaum Mongol membersihkan kota, budaya, perdagangan, data agama, serta akal sehat selama setengah abad, dibantai dan dihancurkan dengan tingkat kehancuran yang mengejutkan. KaumMongol berhasil merebut Baghdad pada tahun 1258 M, yang menghentikan penghancuran peradaban Islam 

METODE PENELITIAN

       Dalam hal ini digunakan jenis-jenis penyelidikan subjektif dan metode pengumpulan informasi melalui penelitian tertulis. Pengolahan informasi juga diterapkan untuk menguji keaslian informasi dan menemukan keaslian yang sebenarnya. Strategi ini sangat cocok untuk menganalisis peristiwa-peristiwa tertentu di lokasi dan setting waktu. Berdasarkan penjelasan di atas, karena jenis penelitian ini bersifat subjektif, maka metode pengumpulan informasi yang digunakan adalah prosedur dokumentasi dan pengolahan informasi. Sejumlah besar fakta dan informasi disimpan dalam bentuk arsip, biasanya diambil dari buku harian, buku, artikel, dan lain-lain. 

Menurut Sugiyono (2007), arsip dapat berupa catatan tentang peristiwa-peristiwa masa lalu dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya besar seseorang. Strategi pengolahan dan penyelidikan informasi merupakan pengujian sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian-bagiannya, hubungan antar-pemikiran, dan hubungannya dengan keseluruhan (Spradley, 1980). Miles dan Hubermen (1992) melontarkan pendapat ada tiga tahapan yang dilakukan untuk mencari informasi hasil penyelidikan subjektif, yaitu (1) pengurangan informasi, (2) pengenalan informasi, (3) penarikan simpulan dan konfirmasi. Pemeriksaan informasi dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan informasi, artinya kegiatan tersebut juga dilakukan selama dan setelah pengumpulan informasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun