Binggung,tidak habis pikir saya saat membaca undangan acara resepsi HUT Kemerdekaan RI ke 78 dengan tema " Semarak Kemerdekaan Putih Abu-Abu" yang di gelar  oleh Pemkot Tegal di jalan Pancasila setelah upacara Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan RI dengan dress code Putih abu-abu (seragam SMU/SMK). Seperti tahun-tahun yang lagu,gelaran kemeriahan peringatan kemerdekaan RI berlangsung juga di kota pelabuhan ini,sedikit berbeda karena  orang nomor satu di kota pelabuhan ini mewajibkan semua jajaran ASN/Non ASN nya di semua instansi memakai baju seragam putih abu-abu. Kita yang sudah lanjut usia harus memakai kembali baju seragam yang sudah hampir 40 tahun kita tanggalkan,harus bergaya seperti anak usia remaja padahal uban sudah ada dimana-mana,jadi teringat salah satu lagu dangdut "ABG Tua"
Peringatan kemerdekaan RI sedianya haruslah lebih ditekankan pada penanaman kembali rasa dan jiwa nasionalisme pada tiap warga negaranya. Mungkin terlalu berlebihan, tapi melihat kondisi sekarang ini dimana semakin berkurang,terkikisnya nasionalisme membuat saya sebagai tutor mapel  sejarah merasa prihatin.
Di saat peringatan kemerdekaan ini seharusnya kita mulai kembali memberikan motivasi,semangat kepada anak-anak didik kita untuk lebih mencintai NKRI,bukan malah menginstruksikan menyaksikan semarak kemerdekaan dengan live musik dangdutan memakai seragam pula,padahal seragam kan untuk sekolah belajar,kesannya malah mengajari anak untuk bolos dan nonton live music.
Kalaupun memang akan mengangkat tema putih abu-abu akan lebih baik untuk kegiatan yang bersifat pelajar seperti pagelaran musik pelajar,pameran haskar pelajar atau lomba inovatif kreatif pelajar demi kemajuan Indonesia.Sah sah saja sih kalau merayakan kemerdekaan dengan live musik entah itu genre dangdut atau pop tapi bukankah akan lebih bijak bila tidak sampai melibatkan pelajar untuk acara seperti ini, kalaupun melibatkan  akan lebih baik jangan pakai seragam,kecuali peringatan hari pendidikan atau hari aksara nasional atau event yang berhubungan dengan pendidikan mungkin akan sesuai dengan memakai seragam. Jangan hanya karena mengikuti trend back to school memaksakan semua yang tidak pas  sehingga terkesan lugu,lucu tur wagu.Â
Kita yang bernaung di dinas pemerintah kota 3R, rungkad,ruwet ribet mencari  seragam. Masa ya hanya sehari dipakai kita harus mencari membeli dan menjahit seragam  abu-abu ?,okelah kalau atasan putih gampang,tapi bawahan rok abu-abu. Seharian teman-teman mencari pinjaman rok dan celana abu-abu ke anak-anak pelajar, masih beruntung yang punya saudara  atau keponakkan baru lulus,gampang mendapatkannya. Emak-emak  yang ukuran bodynya over weight,sudah melar sana sini harus ekstra keras mencari pinjaman dengan ukuran yang jumbo. Menepikan rasa malu di hadapan anak-anak didik dan lingkungan sekitar yang menatap aneh,kita berpose,bergaya ala ABG meski rasa malu teramat menyelimuti.
Pagelaran musik sering sekali diadakan di jalan Pancasila dan hampir semuanya bergenre dangdut. Tidak menutup mata,secara ekonomi dengan adanya pagelaran musik mungkin sedikit banyak membantu ekonomi masyarakat Tegal,tapi  ya jangan berlebihan. Kita masih harus prihatin melihat kondisi Tegal,masih banyak kemiskinan,pengangguran dan belum lagi masalah sosial lain yang mungkin tidak tercover. Bukankah lebih baik  semarak kemerdekaan kita isi dengan prestasi bukan sensasi atau kontroversi apalagi just having fun..bersenang-senang disaat kondisi masih memprihatinkan dan bangsa kita sedang berusaha bangkit kembali menuju Indonesia maju
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI