Internet sudah menjadi kebutuhan yang penting pada era teknologi informasi dan komunikasi dan semakin penting  pasca pandemi covid 19 sampai setelah pandemi berangsur berkurang.Â
Pandemi turut mendorong semakin cepatnya pemakaian internet akibat banyaknya kebijakan pembatasan di ruang publik. Internet sudah menjadi kebutuhan disemua kalangan dan semua sector kehidupan di Indonesia.Â
Manfaat internet dirasakan oleh semua kalangan baik didaerah perkotaan maupun pedesaan untuk menunjang seluruh kegiatan seperti belajar, dan bekerja. Internet membuka banyak akses, sehingga membuka banyak peluang pekerjaan baru terutama saat ini dengan adanya internet masuk desa maka masyarakat desa dapat berkembang tanpa harus pindah ke kota. Adanya internet memudahkan masyarakat desa membangun desa dan memperkenalkan potensi desa seperti yang dilakukan oleh masyarakat gili Ketapang.Â
Sejak 2016 pulau Gili Ketapang mulai dibangun dan dirintis sebagai pulau wisata bahari. Proyek Wisata Bahari yang dibangun mulai tumbuh dan berkembang dengan pesat. Adanya internet memudahkan masyarakat gili Ketapang untuk mempromosikan keindahan alam bawah laut.
Pada tahun 2021 sampai 2022 Kelompok Riset Network and Security Fasilkom Unej mencoba melakukan penelitian tentang desain jaringan untuk memudahkan masyarakat Gili Ketapang dalam mengakses internet. Kami mencoba membuat desain dengan model infrastruktur yaitu perpaduan antara jaringan berkabel dan tanpa kabel.Â
Jaringan berkabel digunakan untuk jaringan pusat dan jaringan tanpa kabel digunakan untuk bagian end user. Jaringan berkabel mengimplementasikan OSPF untuk routing protocol dengan memanfaatkan algoritma djikstra dan sisi yang menggunakan tanpa kabel dengan mengembangkan fiber to the home (FTTH) yang merupakan Jaringan Fiber optik dari pusat penyedia (Provider) ke pelanggan dengan menggunakan fiber optik sebagai media transmisi.
Pengembangan dimulai dengan menentukan cluster area untuk jaringan pusat yang mengimplementasikan OSPF berdasarkan jumlah desa. Â implementasian OSPF ini membagi tiga area OSPF untuk seluruh desa yang ada di gili ketapang. Analisis yang dilakukan yaitu mengukur kinerja ospf dalam jaringan dengan parameter packet loss, troughput dan delay, serta melihat rute yang dilalui melalui simulasi packet tracer. Â
Selanjutnya untuk pengembangan FTTH digunakan untuk penentuan tata letak optical distribution point (ODP) dalam menyalurkan sinyal dari kabel fiber optik ke seluruh pengguna di pulau gili ketapang berdasarkan karakteristik yang telah ditentukan seperti jarak pelanggan, kepadatan rumah penduduk dan frekuensi penggunaan internet.
Pada penelitian ini penempatan ODP akan di kaji dari sudut pandang travelling salesman problem. Travelling Salesman Problem (TSP) merupakan salah satu permasalahan penentuan rute atau jalur yang akan dilalui. Pada Penelitian ini penempatan jalur FTTH di pulau gili ketapang direpresentasikan ke dalam Permasalahan TSP.Â
Tujuannya untuk menentukan letak optical distribution point yang optimal. Penentuan distribution point merupakan hal yang penting karena biaya instalasi dan perangkat jaringan fiber optik sangat mahal sehingga diperlukan optimasi penentuan yang mengoptimalkan biaya dan jarak pemasangan jaringan fiber to the home (FTTH). Analisis yang dilakukan untuk pengujian adalah power link budget, rise time budget dan BER melalui simulasi dengan menggunakan software opti system.Â