Dari kecil saya terlahir dari orang tua yang penuh kesibukan, karena orang tua saya mempunyai usaha kuliner yang membuat mereka sibuk sehingga tidak bisa mengurus saya dari lahir. Saya lahir langsung diurus dengan mbak yaitu sebutan saya untuk seorang yang sudah mengurus saya, memandikan, menemani, mendidik saya menjadi anak yang baik.
Sejak kecil saya sudah merasa kesepian karena anak tunggal tidak mempunyai kakak ataupun adik yang dimana membuat kepribadian saya menjadi anak yang tumbuh dengan sifat yang pendiam dan takut bertemu orang asing di luar rumah. Kesibukan orang tua saya yang membuat jarang untuk mengambil rapot di sekolah menjadi bahan ejekan teman-teman.
Dulu saat saya beranjak SD di situlah saya di bully, diremehkan. Hanya karena penampilan saya yang gendut hitam, tidak hanya di sekolahan saja tetapi di lingkungan rumah bahkan sodara sendiri pun ikut membully dan menyepelekan. Saat itu saya benar-benar menjadi takut untuk bertemu orang dan menjadi pendiam.
Waktu kelas 4 SD ada perkataan dari temen-temen cowo yang membuat saya sakit hati, ia bilang “kamu jelek, hitam, dekil, muka seperti keong tidak akan ada yang suka kamu dan rumah kamu besar sendiri karena badan kamu seperti beruang.”saya sangat syok berat sehingga membuat suka menangis diam-diam. Tidak hanya teman saya saja yang menyepelekan atau membully tetapi guru saya pun ikut membully saya. Aku tidak ingat pasti perkataan seorang guru yang membully waktu itu, tetapi saya masih ingat rasa sakit perkataan yang dilontarkan untuk saya waktu itu, karena bagaimana bisa seorang guru yang menjadi panutan siswanya bisa ikut dalam hal pembukuan. Saya ingin cerita pun kesedihan saya tidak tahu harus bercerita kepada siapa, karena saat itu dipikiran saya hanya takut dan takut.
Sejak saat itu saya selalu berpikir saya harus menjadi seorang sukses, cantik supaya tidak akan lagi di bully, karena waktu saya kecil hanya yang cantik dan kurus saja yang dihargai, tetapi aku masih bersyukur karena ada seorang ayah yaitu ayah saya yang sering menuruti permintaanku, suka mengajak jalan-jalan yang dimanja membuat rasa stres saya pudar.
Saya berpikir waktu itu kenapa saya suka disepelekan orang-orang bahkan sodara juga ikut mengatai saya bahwa saya anak yang tidak bisa berkembang dan tidak akan menjadi apa-apa. Saya selalu melamun dan membayangkan mengapa harus dilahirkan di lingkungan seperti ini, dari situ saya selalu berdoa untuk bisa menjadi cantik, kurus, pintar dan sukses.
Ternyata tenan- temanku dulu mau berteman dengan saya hanya untuk memanfaatkan saja karena kebaikan mama saya yang suka mengasih uang ke teman-temanku.
Saat saya lulus SD langsung merebah diri saya menjadi yang lebih baik lagi daripada yang dulu, saya diet, memakai ski cara, dan bersosialisasi sama orang lain. Ikut kegiatan-kegiatan di sekolah saat SMP ataupun SMA agar dapat merebah kehidupan saya yang tidak menjadi seorang pendiam lagi.
Ternyata benar kesungguhan dan niat tulus saya untuk berubah menjadi yang lebih baik dari dulu terbukti tercapai, saat reuni SD pun teman dan guru saya ikut kaget dari perubahan diri saya sekarang bisa dikatakan jauh lebih baik dari jaman dulu.
Teman-teman saya yang dulu jahat ke saya suka menghubungi untuk meminta bantuan tetapi saya tetap membantunny, karena menurut saya kejahatan tidak boleh dibalas dengan kejahatan. Saya sangat bangga dengan diri saya yang sekarang sudah bisa membantu orang lain yang membutuhkan dengan uang hasil sendiri dari hasil live.