Mohon tunggu...
Diah Artifah
Diah Artifah Mohon Tunggu... -

Reading lovers :*

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Two Side

3 Maret 2014   02:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1393763052277243783

TWO SIDE

I’am not the bad person, I love you

Don’t give me those scared eyes

There is a different person that’s not me inside of me

There is a different person that’s not me inside of me

The devil you saw last night was not me

Actually, I dont really remember myself, I think I’m crazy

I try to block myself but as I saw myself jumping around, I knew I was sick

I need a remedy called you, come inside of my body

(Hyde – VIXX)



Leon menyandarkan kepalanya di bahu ranjang. Lagu itu sudah ia putar berulang kali sampai tape recordernya terasa panas sekali. Teman-temannya bilang kalau lagu ini adalah cerminan dirinya, tapi ia tetap belum mengerti, apa hubungannya lagu ini dengannya?. Pikirannya melayang ke kejadian 2 hari lalu. Dia dan Reyna, pacarnya yang sangat ia cintai bertengkar tanpa Leon tau sebabnya.

“Leon, tolong jauhi aku, kamu.. kamu psycho, kamu gila” . Teriak Reyna, wajahnya memperlihatkan aura ketakutan yang sangat dalam.

“Sayang apa maksudmu? Kamu tau kan aku pacarmu, aku sayang banget sama kamu? Kenapa kamu bilang aku psycho sayang?”. Kata Leon berusaha menenangkan Reyna.

“Pergi Leon, pergi !!!”. Teriak gadis itu sambil berlari menjauh.

Lelaki muda berambut spike itu menghela nafas, membanting tubuhnya ke ranjang yang di hiasi sprei bercorak superman itu. Wajahnya kelihatan sangat frustasi.

“Apa yang harus aku lakukan? Apa yang salah dengan diriku?”

Suara lagu itu mengalun dengan kerasnya, membungkam suara gundah lelaki itu.

****

“Menurut lo apa yang harus gue lakuin ya lan?. Ucap Leon memandang lelaki berkacamata didepannya, Alan adalah sahabat terdekatnya namun saat ini mereka sudah sulit bertemu karena kesibukan masing-masing.

“Hmm, gimana ya eon, mungkin dia lagi jenuh aja. Kenapa lo ga kasih kejutan sama dia?.

“Kejutan ? kejutan apa?.”

“Apa kek, dinner, cokelat, bunga.. yang romantis romantis gitu, pengalaman gue sih cewe langsung luluh bro”.

“Hm.. gitu ya”. Ucap Leon sambil menganggukan kepalanya, entah mengerti atau masih berpikir atau malah dia tidak mengerti sama sekali, Leon bukanlah lelaki yang romantis dia terkenal dingin tapi penyayang.

***

Malam itu Leon bersiap-siap kerumah Reyna, ia sudah mendapatkan kejutan itu. Leon mengambil sebucket mawar dari atas mejanya, dan melangkah pasti menaiki motor sportnya.

***

Tok tok tok

Reyna yang asyik menonton tv di kamarnya dikejutkan dengan suara ketukan pintu, dengan malas ia buka pintu itu.

“SURPRISEEEEE”. Ucap Leon bersemangat, memamerkan senyum manisnya dan deretan gigi putihnya.

“Leon? Ngapain kamu kesini?”.

“Aku kan pacar kamu masa ga boleh kesini sih?Ohya, I have something special for you.. TARAAAA... “

Leon memberikan mawar indah itu kepada Reyna yang disambut tatapan tak mengerti Reyna.

“Aku mau ngomong sama kamu” Ucap Reyna gusar.

Mereka pun duduk berhadapan di ruang depan rumah Reyna.

“Eon, aku mau to the point aja, aku ga ngerti kamu, kamu akhir-akhir ini berubah, seperti bukan Leon ku yang lembut”.

“Apa maksud kamu sayang?”

“Kamu ga inget eon, saat kamu nampar aku beberapa waktu lalu?”

“Aku ? aku ga  mungkin nampar kamu, kamu tau kan sama binatang aja aku ga tega nyakitinnya apalagi sama kamu yang sangat aku sayang Rey, please Rey kamu kenapa?”

“Eon, aku ga tau kenapa kamu ga mau mengakui semuanya, tapi itulah yang sebenarnya terjadi.  .Kamu sekarang-sekarang ini kayak evil, kamu ga segan kasar sama aku, aku takut Eon .Seperti yang udah pernah aku bilang aku mau kita jauhan, kamu jauhin aku, kita putus Eon”.

“Rey, kita pacaran 5 tahun Rey, aku ga mau kita putus”.

“Aku ga peduli Eon, tolong jauhin aku!!”

Mendadak Leon merasakan kepalanya sangat sakit, tubuhnya berkeringat, urat di wajahnya menegang. Reyna tetap berteriak-teriak mengusir Leon, dia sangat ketakutan mengingat Leon pernah menamparnya, apalagi sekarang dirumahnya sedang kosong, keluarganya sedang liburan ke luar negeri.

“Kamu bilang apa Rey barusan?”Tanya Leon dengan suara keras hampir membentak.

“Eon, kamu kenapa? Aku, aku..”

“Kamu mau putus? Mau aku  ninggalin kamu? Ha? Ga akan bisa sayang, aku sayang banget sama kamu, kalau aku gabisa milikin kamu ga ada seorang pun yang bisa milikin kamu..”. Ucap Leon dengan tatapan membunuh, sangat berbeda dengan tatapannya 1 jam yang lalu.

Leon menarik kasar tangan Reyna, membawanya ke dalam rumah. Dia mengikat tangan dan kaki Reyna di kursi gudang.

“Kamu gila Leon, gila!! Lepasin aku, lepasin!!”

“Hussshhhhttt, diam sayang, jangan membuat ku tambah marah. Kamu ga mau kan wajah cantikmu berubah menjadi kebiruan?”.

“Kamu psychoo, kamu gila”.

PLAAAAKKKK

Leon menampar Reyna dengan keras sehingga membuat Reyna pingsan. Tiba-tiba kepala Leon sangat sakit, ia terdiam sejenak.

“Sayang kamu kenapa? Bangun sayang, siapa yang ngelakuin ini semua?”ucap Leon khawatir.Leon menggapai wajah Reyna yang penuh dengan air mata yang mengering.

Leon pun melepaskan ikatan Reyna dan memapahnya ke dalam kamar Reyna, Ia membersihkan wajah Reyna.

“Sayang, aku janji aku akan bunuh dia yang udah bikin kamu kayak gini”

***

Esoknya, Reyna sadar dari pingsannya, rumahnya tetap sepi, ia tak melihat siapapun. Mungkin orang tuanya menginap di salah satu rumah kerabatnya, seseorang menggenggam tangannya. Leon, ya lelaki itu mengenggam tangannya, lelaki yang dahulu menjadi pacarnya, yang sekarang sifatnya sangat tak beraturan, lelaki yang semalam menyeretnya, mengikatnya dikursi, menamparnya. Apa lelaki ini juga yang memapahnya dan membersihkan tubuhnya? 2 sisi karakteristik Leon yang aneh telah datang, dan kini? Reyna menyadari ia dalam bahaya.

“Reyna, kamu sudah sadar sayang?”. Ucap Leon yang baru terbangun dari tidurnya, Ia mengusap lembut pipi Reyna yang menatapnya aneh.

“Eon, tolong tinggalin aku, aku ga bisa sama kamu lagi, tolong eon. Aku.. aku.. aku sayang sama orang lain”.

“Apa maksudmu Rey? Kamu selingkuh di belakangku? Ga mungkin rey..”.

“Iya benar aku selingkuh eon, tolong tinggalin aku, tolong”

Rasa sakit kepala itu menyerang Leon lagi, ia memegangi kepalanya.

“ Eon aku udah ga sayang ama kamu, aku mau kita putus”. Reyna berteriak-teriak memohon Leon.

“Apa? Kamu selingkuh? Kamu tadi bilang selingkuh? Kamu mau putus? Kamu tidak di untung Rey, kamu tau aku sangat menyayangimu, aku ga pernah sekalipun berpikir untuk selingkuh Rey, tapi kamu? Apa?”. Leon berbicara dengan suara yang berbeda, suara yang sama saat ia menyeret dan menampar Reyna malam itu.

“Leon, jangan mendekat, pergi, pergi! Aku bilang pergi”. Teriak Reyna sambil mengancungkan pisau buah yang tadi tergeletak disamping ranjangnya.

“Ohh, kamu mau bermain-main dengan pisau ini sayang?”.

Dengan cepat Leon mengambil pisau itu dan berbalik menempelkan pisau itu ke pipi Reyna.

“Eon, jangan lakuin ini eon, jangan”.Pinta Reyna setengah menangis memohon, ia tau hal buruk akan terjadi padanya.

“Apa aku harus mempertahankan wanita buruk sepertimu? HAH?apa aku harus melepaskanmu dan membiarkan kamu bersama lelaki mu yang baru itu? Tentu saja TIDAK sayang, kalo aku ga bisa milikin kamu, ga ada seorang pun yang bisa”.

Sakit kepala itu menyerang lagi, pegangan Leon kendur, dengan cepat Reyna mengambil pisau itu dan berusaha menpertahankan dirinya, Leon yang telah sadar pun berusaha menenangkan Reyna, mereka berebut pisau itu, tapi...

“Rey, reyna.. bangun rey..”. ucap Leon sambil menutup darah yang keluar dari lambung Reyna, ya pisau itu tak sengaja menusuk lambung Reyna, ia kini sudah roboh, nafasnya sudah hilang.

***

Leon berdiri di atas gedung itu, jalanan sepi, tak ada seorangpun. Ia memandangi langit, mengingat kejadian yang sangat ia tak mengerti, mengapa Reyna ingin menbunuhnya yang malah membunuh dirinya.

“Sayang, cinta kita ga akan terpisahkan walaupun dengan maut, tunggu aku Reyna sayang”

Dengan tarikan napas ketiga, Leon menyudahi hidupnya, menyusul cintanya di alam lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun