Mohon tunggu...
Diah Anindya Arifa
Diah Anindya Arifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi memasak.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review Film Laskar Pelangi

19 Januari 2023   02:31 Diperbarui: 19 Januari 2023   02:44 4835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Laskar Pelangi adalah film yang dirilis pada 26 September 2006, berdasarkan novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, disutradarai oleh Riri Riza. Pembuatan film Laskar Pelang dilakukan di Pulau Belitung yang dimana aktor lokal berpartisipasi dalam pembuatan film tersebut. Film berdurasi 125 menit ini sangat menginspirasi dan memiliki banyak hal baik untuk diambil.

Laskar Pelangi bercerita tentang anak desa Belitung yang tergolong anak miskin Belitung. Mereka adalah siswa SD Muhammadiyah, SD tertua di Desa Belitung. Kesembilan siswa tersebut adalah Ikal, Lintang, Mahar, A Kiong, Syahdan, Borek, Sahara, Kucai, Trepani dan. Bu Muslimah,  guru  SD Muhammadiyah satu-satunya yang diperankan oleh Cut Mini, dan  kepala sekolah SD Muhammadiyah, Pak Harfan, yang diperankan oleh Ikranagara,  terus berupaya agar SD Muhammadiyah  tidak ditutup. 

Awalnya hanya ada 9 siswa di SD Muhammadiyah, kemudian  Harun, seorang anak keterbelakangan datang dan menyelamatkan sekolah di saat semua siswa dan guru resah dan khawatir  akan penutupan sekolah. Setelah jumlah siswa meningkat menjadi 10 siswa, sekolah dengan bangunan sementara tetap diperbolehkan beroperasi seperti sekolah pada umumnya.  

Siswa SD Muhammadiyah yang bernama mahar, memiliki minat yang tinggi terhadap dunia sastra. Ada pula Lintang, siswa SD Muhammadiyah yang menjadi siswa terpintar di sekolah karena kejeniusannya. Mahar muncul dengan ide  menari dengan aksesoris yang terbuat dari tumbuhan langka di Belitung. Tanaman menggelitiknya, sehingga mereka menari-nari gila-gilaan, tapi SD Muhammadiyah  memenangkan kompetisi dengan ide ini. 

Beberapa hari terakhir ini penuh dengan kenangan, kebahagiaan dan tawa. Ia rela menempuh perjalanan jauh untuk  sampai ke sekolah dengan  sepeda. Perjuangan Lintang untuk  sampai ke sekolah harus menyeberangi danau dengan buaya. Lintang dan kawan-kawan menunjukkan bahwa meski dengan ruang yang terbatas, mereka tetap bekerja keras dan menjadi siswa yang cerdas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun