Mohon tunggu...
Diah Ayu
Diah Ayu Mohon Tunggu... karyawati -

Hati berdarah rindu... lengkung senyum sunyi syahdu... hening memaksaku bertamu... saat sunyi menghujam mimpi... membuyar angan.. terkunci dalam bayang - bayang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[100Puisi] Bukan Susu Formula, Air Tajin Imun Diri

22 Februari 2016   09:48 Diperbarui: 22 Februari 2016   09:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat pagi mentari bertandang
Bertamu melalui celah-celah atap rumah
Disambut hadir hari baru

Seakan menjawab salam di pagi buta
Lengking tangis sang balita
Jeritnya menahan dahaga

Asi yang tidak terproduksi
Seakan menahan siksa derita manusiawi
Susu formula yang tiada mampu terbeli
Hanya air tajin menambah imun diri

Sembari mengangkat, memeluk dalam gendongan
Bibir mungil menggoda menahan lapar dahaga

Berurai tangis emaakk menatap anaknya
Hidup renta tiada pendamping masa tua
Tak erang sesekali mengaduh
Meminta welas asih Sang Pencipta

Takdir tiada memilah diri
Menyisihkan bahagia bersanding nestapa
Diantara kertas dan kaleng sampah tiada berharga
Kusandarkan harap masa depan balita

Naaaakkk,
:Maafkan emaaakkk 

 

Pic. SINI

(Naudzubillahi Min Dzalik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun