Saat pagi mentari bertandang
Bertamu melalui celah-celah atap rumah
Disambut hadir hari baru
Seakan menjawab salam di pagi buta
Lengking tangis sang balita
Jeritnya menahan dahaga
Asi yang tidak terproduksi
Seakan menahan siksa derita manusiawi
Susu formula yang tiada mampu terbeli
Hanya air tajin menambah imun diri
Sembari mengangkat, memeluk dalam gendongan
Bibir mungil menggoda menahan lapar dahaga
Berurai tangis emaakk menatap anaknya
Hidup renta tiada pendamping masa tua
Tak erang sesekali mengaduh
Meminta welas asih Sang Pencipta
Takdir tiada memilah diri
Menyisihkan bahagia bersanding nestapa
Diantara kertas dan kaleng sampah tiada berharga
Kusandarkan harap masa depan balita
Naaaakkk,
:Maafkan emaaakkkÂ
Â
Pic. SINI
(Naudzubillahi Min Dzalik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H