'Sapiens' Riwayat singkat umat manusia, singkat hingga ratusan ribu tahun cerita manusia pintar di muka bumi dapat di baca dalam 500 lembar halaman buku. Buku yang di tulis oleh Yuval Noah Harari yang berjudul 'Sapiens : A Brief History of Humankind' telah membawa saya dari punahnya neanderthal (kera terakhir sebelum sapiens) hingga kini kita berusaha untuk mengembalikan mereka sebagai neo-Neanderthal. Saya sampai yakin beberapa tahun dari sekarang saya akan melihat siaran berita mengenai seorang Neanderthal pertama lahir setelah punah.
Ditulis oleh seorang sejarawan dan filsuf asal Israel, memaparkan fakta fakta yang di temukan dengan pemikiran pemikiran yang tidak biasa. Siapa yang dulu ketika guru sejarahnya membahas tentang revolusi pertanian oleh sapiens mengeluh karna akan hal itu manusia jadi sibuk bekerja. Saya ingat ketika mendengar sejarah manusia mulai hidup menetap dan bercocok tanam, guru saya memuji betapa pintarnya sapiens saat itu. Mulai menanam tanaman dan membuat alat alat pertanian, how creative!. Namun agaknya penulis memaparkan bagaimana revolusi pertanian merupakan penipuan terbesar dalam sejarah.Â
Jika melihat revolusi pertanian dari satu sisi, Â dikatakan manusia tidak perlu lagi berburu dan hidup berpindah pindah, tentu itu merupakan poin penting agar manusia pintar dapat hidup lebih nyaman. Mari melihat revolusi pertanian dari sisi lainnya, sapiens berhadapan dengan ketidaknyamanan yang lebih merepotkan.Â
Hidup menetap memudahkan manusia berkembang biak, makin banyak kepala stok pangan haruslah makin banyak, yang membuat  bahkan hingga sapiens abad ini harus bangun pagi dan bekerja banting tulang. ketika sebuah kelompok tumbuh menjadi sebuah masyarakat disana diperlukan juga aturan agar dapat hidup dengan harmonis.Â
Bab revolusi pertanian di atas merupakan satu dari banyak hal menarik dari buku ini. Tampaknya tak hanya fakta fakta namun juga pola pikir dan sudut pandang dalam melihat fakta fakta tersebut di paparkan dengan menarik di buku ini. Untuk menyelesaikan buku ini membutuhkan motivasi yang cukup tinggi, dikarenakan buku fisiknya lumayan besar dan tebal tentu bukan menjadi pilihan buku yang handy untuk di bawa commute dan di baca selama perjalanan ke kantor.Â
Anggaplah buku ini diary nenek moyang yang biasa di taruh di atas meja didekat tempat tidur anda, jika beruntung membaca bab yang lumayan membosankan, anda akan terlelap dalam 5 menit. Namun jika berada pada bab yang menyenangkan, membawa anda membayangkan pengepungan Numantia dengan lautan api atau bagaimana fakta tentang Thomas alva edison yang cerdik dan Nikola Tesla yang cerdas, tentu bab itu akan memaksa anda tetap terjaga untuk menyelesaikannya.
Bab akhir buku ini juga membahas isu isu yang seringkali kita pertanyaakan saat ini. Kebahagiaan. Pembahasannya yang dari segala arah mebuat anda terpaksa membuka mata.Â
Sudah siapkah anda membaca satu diary nenek moyang? Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H