Mohon tunggu...
Diah Satyaningrum
Diah Satyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang mahasiswi kedokteran FK Undip 2019 memiliki hobi memasak dan olahraga badminton. Kesibukan kuliah tidak menghambat saya mengeksplor hal baru seperti halnya menulis. Membaca puisi sebagai salah satu kemampuan dan hobi yang mengantarkan saya untuk dapat bersaing di berbagai perlombaan. Meskipun saya seorang introvert saya mampu untuk bersosialisasi dengan orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imunisasi Kejar yang Cermat agar Stunting Tamat!

11 Agustus 2022   22:34 Diperbarui: 11 Agustus 2022   22:57 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang(05/08/2022). Provinsi Jawa Tengah di tahun 2020 mencapai target 100% pada pemberian imunisasi anak tetapi mengalami penurunan atau tidak memenuhi target imunisasi dengan presentase cakupan hanya 86% pada tahun 2021. 

Hal ini berdasarkan Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (update per tanggal 5 Maret 2022). Kondisi ini turut menjadikan Kota Semarang rawan kejadian stunting dengan data yang disampaikan oleh Walikota Semarang terdapat 1.367 anak kasus stunting di tahun 2021.

Dari lokasi KKN yaitu di Desa Ngaliyan, Kecamatan Ngaliyan terdapat kasus 2 orang anak stunting yang sudah ditangani oleh dinas kesehatan setempat. Di RW 10 masih terdapat anak yang terlewat dalam pemberian imunisasi dasar. 

Masih banyak faktor yang menyebabkan anak terlewat dalam imunisasi dasar diantaranya seperti kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkait imunisasi, tingginya keraguan masyarakat untuk memberikan anak imunisasi di masa pandemi Covid, serta ibu yang cemas pada KIPI yang akan terjadi pada anak setelah imunisasi. 

Perlu kita ingat bahwa stunting yang merupakan gangguan pertumbuhan anak tidak hanya disebabkan oleh karena asupan gizi yang kurang namun juga adanya infeksi berulang pada anak. Anak yang mendapat imunisasi lebih rendah untuk terkena infeksi berulang maupun komplikasi yang didapatkan tidak terlalu parah dibanding anak yang tidak imunisasi.

Untuk itu, Diah Satyaningrum, mahasiswa S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro yang tergabung dalam KKN TIM II 2020/2021, menjalankan pogram kerja "Sosialisasi Imunisasi Kejar Sebagai KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Dalam Upaya Melengkapi Imunisasi Dasar Guna Pencegahan Stunting" yang dilakukan di RW 10 Desa Ngaliyan , Kecamatan Ngaliyan. 

Program kerja yang diusulkan oleh Diah Satyanibgrum tentunya telah mendapatkan persetujuan dari Ir. Bambang Sulistiyanto, M.Agr.Sc., PhD., I.P.U. selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

Kegiatan sosialisasi kali ini turut mengundang  perangkat puskesmas Ngaliyan  serta dilaksanakan ketika keberlangsungan acara rutin ibu-ibu PKK. Selama proses berlangsungnya sosialisasi dengan memanfaatkan media Power point dan ditampilkan menggunakan proyektor yang dilaksanakan pada tanggal 05 Agustus 2022 disambut dengan baik oleh ibu-ibu pengurus harian PKK RW 10 Desa Ngaliyan. 

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut Diah Satyaningrum menampilkan slide menarik dengan kata-kata sederhana sehingga mudah dipahami masyarakat awam.

dokpri
dokpri

Program ini juga diharapkan dapat menyukseskan program imunisasi kejar yang diselenggarakan oleh KEMENKES dan dilaksanakan pemerintah sehingga warga digalakkan untuk melakukan imunisasi kejar kepada anak yang belum atau terlewat imunisasi dasar. "Kegiatan ini menjadi pengetahuan dan pemahaman lebih dalam bagi warga mengenai pengejaran imunisasi yang terlewat yaitu melalui program imunisasi kejar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun