Desa Wringin merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Wringin, Bondowoso. Desa Wringin sendiri terdiri dari 8 dusun yaitu Wringin pasar, wringin krajan, wringin barat, wringin tengah, wringin utara, Palinggian. Mayoritas penduduk dari desa wringin sendiri bermata pencaharian sebagai petani tembakau dan produsen tape. Dengan produk unggulan tape Wringin.
Kondisi kesehatan pada masyarakat desa Wringin dapt dikatakan sudah cukup baik dengan adanya fasilitas kesehatan seperti tenaga kesehatan poli kesehatan desa yang terletak di sebelah balai desa. Pada setiap dusunnya sudah memiliki posyandu dan kadernya yang masing-masing selalu dilakukan evaluasi mengenai tumbuh kembang anak serta ibu hamil. Namun, tetap saja masih terdapat kasus yang saat ini menjadi fokus pemerintah yaitu stunting.
Stunting (pendek) merupakan ganguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) <-2 SD. (Kemenkes RI, 2013). zStunting (pendek) merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita (bayi dibawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi didalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting ini baru terlihat ketika bayi berusia 2 tahun. Bila bersifat kronis, akan mempengaruhi fungsi kognitif yakni tingkat kecerdasan yang rendah dan berdampak akan pada kualitas sumber daya manusia (Aryastami, 2017).
Stunting disebabkan oleh faktor multidimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi merupakan cara yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari anak balita (Kemiskinan, 2017).
Kondisi sosial ekonomi dan sanitasi tempat  tinggal juga berkaitan dengan terjadinya stunting. Kondisi ekonomi erat kaitanya dengan kemampuan dari orang tua dalam memenuhi asupan yang bergizi dan pelayanan kesehatan untuk ibu hamil dan balita. Sedangkan sanitasi dan keamanan pangan dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh hygiene dan sanitasi yang buruk (misalnya diare dan cacingan) yang nantinya dapat menganggu penyerapan nutrisi pada proses pencernaan. Beberapa penyakit infeksi yang diderita bayi dapat menyebabkan berat badan bayi turun. Jika Kondisi ini terjadi dalam waktu yang cukup lama dan tidak disertai dengan pemberian asupan yang cukup untuk proses penyembuhan maka dapat mengakibatkan stunting. Di desa Wringin sendiri memiliki permasalahan dimana kondisi ekonomi kebanyakan warga berada di skala menengah ke bawah. Serta untuk sanitasi sendiri di beberapa daerah masih kurang memadai mengenai MCK (Mandi Cuci Kakus) sehingga dengan hal tersebut masih saja di jumpai balita dengan resiko stunting atau balita dengan berat badan Bawah Garis Merah (BGM) (Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia, 2018).
Untuk itu diperlukan upaya untuk memberantas masalah status gizi yang merupakan tugas dari setiap individu, keluarga, dan pelayanan kesehatan seperti posyandu yang dilaksanakan setiap bulan. Posyandu dapat menjadi sarana bagi bayi, balita, serta ibu hamil untuk melakukan pemantauan untuk kesehatan dan tumbuh kembang seperti penimbangan, pengukuran serta pemantauan gizi dan pemberian vitamin. Sehingga dapat mencegah penyebab resiko stunting maupun gangguan gizi.
Selama ini, masyarakat masih belum memahami mengenai kriteria stunting dan cara mencegah stunting. Selain itu, selama pandemi berlangsung, mengakibatkan perekonomian warga terganggu bahkan saat ini belum kembali normal sehingga pendapatan berkurang dan berimbas terhadap gizi yang diperoleh. Oleh karena itu, saya Diah Ayu Rizki Pitaloka, Mahasiswa Universitas Jember yang pada saat ini melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Unej Membangun Desa (UMD) di Desa Wringin, Kecamatan Wringin ini tertarik untuk membantu Posyandu supaya bisa mengevaluasi dan mencegah terjadinya masalah tumbuh kembang anak, terutama terkait dengan stunting. Dalam kegiatan KKN ini saya akan mensosialisasikan kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak bayi maupun balita mengenai apa itu stunting, penyebab dari stunting, bagaimana cara mencegahnya dan melakukan pendampingan terhadap orang tua salah satu anak yang terindikasi stunting yang nantinya diharapkan dapat mengurangi angka kejadian stunting di Desa Wringin.
Pelaksanaan KKN Unej Membangun Desa (UMD) yang bertempat di Desa Wringin, KecamatanWringin, Kabupaten Bondowoso dimulai pada tanggal 20 Juli 2022 hingga 23 Agustus 2022. Â Metode pelaksanaan yang digunakan untuk mencapai tujuan yang di harapkan adalah dengan melakukan sosialisasi dan pendampingan mengenai stunting dan cara mencegahnya kepada ibu hamil dan ibu yang memiliki bayi maupun balita di Desa Wringin, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.
Sosialisasi serta pendampingan yang dilakukan diharapkan dapat mendeteksi lebih dini gangguan pertumbuhan anak sehingga dapat ditangani dengan tepat. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu menurunkan angka kejadian stunting yang terdapat di Desa Wringin, Kecamatan Wringin, Kabupaten Bondowoso.
Perencanaan awal kegiatan ini adalah dengan berkoordinasi dengan pihak puskesmas Wringin dengan melakukan identifikasi berdasarkan data anak dengan resiko stunting maupun anak yang sudah mengalami stunting. Pada saat koordinasi dilaksanakan pula pembekalan materi dari puskesmas mengenai stunting mulai dari pengertian stunting itu sendiri, penyebab terjadinya stunting, dampak stunting, serta cara pencegahan dari stunting. Selain itu diberikan materi juga mengenai makanan atau snack bergizi guna meningkatkan gizi dan berat badan anak.