Â
Â
Platform media sosial yang mulai trendding pada tahun 2018, yang menawarkan hiburan berupa video singkat dan  telah memperoleh popularitas yang luas di kalangan remaja hingga saat kini, Tidak lain dan tidak bukan, TikTok. Algoritma "For You Page" (FYP) yang ada di aplikasi ini memfasilitasi penyebaran trendd dan konten yang beragam dan sangat menghibur. Namun, di samping menyediakan hiburan, platform ini juga memiliki dampak yang cukup besar terhadap gaya hidup remaja seperti perilaku, citra diri, dan perspektif mereka. Beberapa pengaruh yang sering muncul pada remaja di lingkungan sekitar kita adalah;
1. Tekanan untuk Tampil Sempurna
Salah satu contoh pengaruh TikTok terhadap standar kecantikan remaja adalah trend "glass skin," yang menggambarkan kulit halus dan bercahaya sempurna. Trend ini menjadi terkenal berkat influencer kecantikan di TikTok yang memperlihatkan berbagai produk yang mahal sebagai rutinitas perawatan kulitnya. Banyak remaja merasa tertarik dan menginginkan kulit seperti yang ada di trend ini, mereka tertarik untuk membeli produk-produk tersebut, dan berharap mendapatkan hasil yang sama persis. Padahal pada kenyataannya, standar kecantikan ini sering kali tidak realistis dan dipromosikan menggunakan filter, banyak remaja yang merasa tidak puas dengan penampilan alami mereka jika tidak mencapai kulit sempurna seperti yang dilihat di layar. Hal ini menciptakan tekanan besar yang bisa berdampak negatif pada citra tubuh dan kesehatan mental mereka.
2. Gaya Hidup Konsumtif dan Materialistik
Trend gaya hidup konsumtif dan materialistik semakin meningkat di kalangan remaja berkat pengaruh TikTok. Banyak influencer yang membuat konten video unboxing dan review barang-barang mewah, seperti baju dan tas branded, sepatu, atau gadget terbaru. Konten-konten ini dengan cepat memicu keinginan remaja untuk memiliki barang yang sama, karena mereka merasa bahwa kepemilikan barang-barang tersebut akan meningkatkan status sosial atau memberi kebahagiaan. Dengan algoritma yang mempromosikan konten viral, TikTok menciptakan gambaran bahwa hidup mewah bisa diraih dengan mudah, meskipun kenyataannya seringkali sulit dicapai. Hal ini membuat banyak remaja terjebak dalam pola konsumsi yang berlebihan, membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya untuk mengikuti trend atau mendapatkan perhatian di media sosial.
3. Ketergantungan pada Dunia Maya
Banyak remaja kini menghabiskan berjam-jam untuk scroll TikTok setiap harinya, sering kali mereka sampai mengabaikan kegiatan lain seperti belajar atau berinteraksi langsung dengan teman-teman ataupun keluarga. Mereka merasa khawatir jika tidak mengikuti trend terbaru atau melewatkan tantangan viral, sehingga mereka terus-menerus membuka aplikasi untuk tetap up-to-date. Ketergantungan ini mengurangi waktu yang seharusnya mereka gunakan untuk aktivitas fisik atau sosial, dan seringkali menyebabkan hubungan dengan keluarga atau teman terabaikan. Akibatnya, banyak remaja merasa lebih terhubung dengan dunia maya daripada dengan lingkungan nyata mereka, yang akhirnya berdampak pada kemampuan bersosial mereka.
Di tengah dampak besar yang ditimbulkan TikTok, ada beberapa langkah yang menurut saya dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatifnya. Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, saya percaya bahwa pendidikan karakter dan penguatan kepercayaan diri sangat penting. Orang tua dan pendidik harus mengajarkan pentingnya menghargai diri sendiri tanpa mengandalkan penampilan atau popularitas di media sosial. Selain itu, saya juga merasa perlu adanya pendidikan nilai-nilai moral yang lebih kuat, seperti penerimaan diri, empati dan rasa syukur. Generasi muda perlu diajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari status sosial atau barang materi, tetapi dari kualitas hubungan dan kontribusi mereka terhadap masyarakat. Terakhir, membangun kebiasaan digital yang sehat juga menjadi solusi jangka panjang. Saya percaya remaja perlu didorong untuk mengatur waktu di media sosial dengan bijak, sehingga mereka bisa menjaga keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata. Sebagai bagian dari civitas akademika di Universitas Airlangga, saya berkomitmen untuk mendukung terciptanya generasi muda yang lebih bijaksana dalam menghadapi tantangan media sosial dan dampaknya terhadap kehidupan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H