Sebatang kapur tulis memutih
menyemburkan debu-debu penuh harapan
berteman papan kayu menghitam legam
berdiri kokoh tanpa lelah
disini,
disini aku berdiri dengan hembusan nafas panjang
menatap lekat anak-anak mungil itu
haruskah aku renggut wajah polosnya?
haruskah aku bunuh gelak tawanya?
membunuhnya dengan amarah
Ya, amarah
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!