Masa remaja adalah masa transisi , dimana perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990).
Pubertas adalah tanda sebagai awal keremajaan namun saat ini dianggap tidak valid lagi sebagai patokan karena remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Pada masa remaja memang banyak perubahan terutama perubahan fisik, namun mental dan pola pikir mereka kadang masih kekanak-kanakan. Mereka masih labil dalam pembentukan diri mereka sendiri, hal tersebut memang wajar dikalangan remaja. Karena remaja masih rawan dalam proses pembentukan karakter, persepsi tentang sesuatu atau bahkan ideologi/kepercayaannya. Hal tersebut merupakan cara remaja untuk mencari jati diri mereka.Â
Banyak faktor yang mempengaruhi labilitas pada usia remaja, diantaranya :
Perubahan fisik dan emosional remaja, dimana perubahan fisik dan emosional  mendorong seorang remaja untuk mencari tahu dan mencoba sesuatu/hal baru.
Lingkungan pergaulan, dimana lingkungan pergaulan tersebut  menuntut seorang remaja agar mendapat pengakuan dari teman sepermainannya akhirnya remaja tersebut terpengaruh  sesuatu/hal apapaun yang dilakukan oleh teman-temannya. Yang sangat disayangkan apabila seorang remaja terpengaruh hal-hal yang menyimpang (negatif) seperti penggunaan narkoba, rokok, sex bebas dan tawuran.
Kemajuan tekhnologi, dimana tekhnologi yang semakin canggih menjadikan seorang remaja seringkali terpengaruh oleh informasi yang sedang update di sosial media. Seperti  fashion moderen yang sekarang sedang ngetrend yang mempengaruhi seorang remaja untuk berpakaian/berpenampilan seperti apa yang dia lihat di sosial media akhirnya remaja menjadi bersifat konsumtif dan imitasi (meniru), apabila imitasi tersebut mengarah kepada hal yang positif itu akan berdampak baik namun sebaliknya apabila imitasi mengarah kepada hal yang negatif akan berdampak buruk dan hal tersebut sangatlah disayangkan.
Â
Oleh karena itu perhatian orang tua sangatlah penting terutama  untuk anak usia remaja, mulai dari memperhatikan lingkungan bergaul mereka, perubahan fisik dan emosional yang terjadi pada mereka serta penggunaan tekhnologi yang semakin canggih. Namun untuk anak usia remaja sebaiknya orang tua tidak banyak menuntut dan mengekang karena peralihan masa yang mereka alamai menjadikan mereka mudah berontak terutama terhadap orang tua, alhasil mereka justru akan semakin nekat melakukan hal yang menyimpang dan mengarah kepada hal yang negatif apabila terlalu dituntut dan dikekang, untuk itu sebaiknya orang tua memberi perhatian yang wajar namun dapat diterima oleh anak sehingga anak menjadi lebih paham dan mandiri dalam memilih pergaulan serta dapat memfilter sesuat/hal yang baik dan buruk bagi mereka nantinya.
Tugas orang tua bukan hanya memperhatikan anak tetapi juga memberi contoh yang real yang dapat menjadi patokan atau tolak ukur sebelum mereka melakukan sesuatu/hal untuk mengetahui apa dampak yang akan didapat oleh mereka nantinya. Contoh yang diberikan orang tua kepada anak tidak perlu contoh yang terlalu rumit, cukup contoh sederhana agar anak paham dan mengerti sehingga membangun kepercayaan anak terhadap orang tua, anak juga akan merasa orang tua peduli dan memperhatikan mereka dengan hanya memberikan contoh yang real dan sederhana serta memberitahu apa dampak yang akan didapatnya apabila mereka akan melakukan sesuatu/hal baru.
Orang tua harus tahu masalah yang dihadapi remaja, meskipun bagi orang tua itu merupakan masalah sepele namun bagi remaja masalah tersebut sangat berat. Orang tua tidak boleh terlalu menyepelkan masalah yang dihadapi anak, tetapi berikan perhatian yang seolah-olah dengan anak menceritakan masalah kepada orang tuanya anak akan menemukan jalan keluar dan solusi yang baik. Hal tersebut akan mempermudah orang tua untuk mengarahkan perkembangan psikis anaknya. Hal tersebut perlu diperhatikan karena apabila orang tua tidak mampu mengatasi kebutuhan psikis anak justru mereka nantinya akan mencari dari orang lain yang belum tentu baik bagi perkembangan psikis anak nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H