Assalamu alaykum wr.wb Ba’da tahmid wa shalawat, akhir-akhir ini media menyorot beberapa kegiatan ormas berlabelkan islam yang dipersepsikan “keras” dalam menegakkan kebenaran/nahi munkar. Tak sedikit yang mencibir perilaku saudara-saudara dari ormas tersebut. Bukan saja dari kalangan non muslim tetapi kalangan muslim pun ikut menghujat ditengah sucinya bulan ramadhan ini.
Menarik bagi saya salah satu postingan rekan blogger saya kaka’ ipul daeng gassing yang memposting tulisan yang sangat menarik dengan title wajah islam, wajah kekerasan? yang secara tersirat menuliskan islam itu lemah lembut, dibawa oleh Rasulullah yang mulia dengan misi utama menjadi rahmat sekalian alam. Tapi mengapa wajah islam dipersepsikan keras? teroris? garis keras ? yang utamanya dipropagandakan oleh Amerika yang memang terang-terangan memperlihatkan islamophobianya? Benarkah islam tak lagi rahmatan lil alamin? apakah ajarannya berubah menjadi ajaran yang keras? saya tegaskan dengan ilmu saya yang sangat terbatas,” TIDAK!!! Islam totally rahmat bagi alam semesta, tetap menjadi ustadziatul alam. Membahas hal ini tentu membuka ruang diskusi menjurus debat yang panjang dan masing-masing bebas beropini. Sepanjang yang saya yakini, islam terlalu sempurna sebagai jawaban akan hajat hidup kita, mengatur kehidupan kita sejak bangun tidur hingga tidur lagi semuanya diatur secara indah dalam islam. Islam mengatur politik, ekonomi, budaya, kesehatan, teknologi, sains dan tak ada ajaran lain separipurna islam dan semuanya mengakui itu. Itulah mengapa ada yang namanya negara islam, tetapi tidak ada didunia ini negara hindu,kristen, budha maupun konghucu, karena islam lah yang mengatur semua aspek kehidupan [syumuliatul islam/kesempurnaan islam]. Tapi koq yang nampak dipermukaan beberapa ormas islam menjadikan wajah islam wajah yang keras, sangar, brutal? Analisa saya sebagai orang yang sedikit ilmu :
- Islam Tetaplah Rahmatan Lilalamin, jika menggali lebih dalam akan kita temukan kerahmatan itu, namun apa yg di beritakan media akhir-akhir ini menurut saya adalah bomb effect atas apa yg menimpa saudara-saudara seiman di belahan dunia lain seperti di rohingya, afgan, palestine, irak , mesir dan lain sebagainya. Tengoklah video pembantaian mereka di youtube, jika anda mengaku saudara seiman mereka maka mendidihlah darah ini, tapi apa daya kita, sebagian dari saudara kita mengambil gerakan/haraki sebagai bentuk perlawanan akan kesewenang-wenangan kaum imperialis, kaum budha pembantai rohingya, kaum hindu yang membantai muslim kashmir, Amerika yang mengobok-obok negara timur tengah. Ketika islam bereaksi, mereka lantas mempropagandakan bahwa islam is terrorist, but who are the real terrorist in that case?
- Media main stream memang akhir-akhir ini semakin suka mengangkat hal yang kelihatan “negatif” tentang semua hal yang berbau islam. Kelihatan begitu tidak berimbangnya pemberitaan akan hal ini, manakala kita tidak pandai-pandai untuk mencari tahu kebenaran akan suatu hal alias menelan mentah-mentah semua berita yang disiarkan saat ini niscaya kita akan terjerumus dengan propaganda islamophobia. Terkait ormas FPI yang bahkan dibahas juga oleh Mr. Presiden RI kita sepakat bahwa kekerasan adalah hal terakhir yang diambil terkait nahi munkar jika pendekatan perspektif telah dilakukan. Secara fair saya melihat, jika hal-hal yang menodai bulan suci ramadhan seperti tempat hiburan malam, miras, pelacuran di hentikan oleh Polri saya yakin-seyakin-yakinnya FPI akan tetap tinggal di markasnya membaca ayat suci. Tapi apa yang terjadi, semua kemaksiatan tetap di biarkan oleh pak polisi yang terhormat, bahkan jika diteliti lebih lanjut di lokasi kekerasan bukan antara FPI dan warga tetapi FPI dan preman-preman yang menjaga tempat maksiat tersebut. Namun, secara prinsip mencegah kemunkaran tetap dengan pendekatan perspektif tetapi tetap dengan prinsip “cegahlah dengan tanganmu, jika tak mampu dengan teguranmu, jika tak mampu dengan do’a dan itulah selemah-lemahnya iman”.
- Analisa ketiga, saya meyakini bahwa apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, apa yang terjadi di bumi Allah ini semuanya disaksikan oleh Allah yang Maha Perkasa. Ialah dzat satu-satunya tempat berlindung yang mengatur skenario kehidupan kita. Ada peristiwa yang sangat menarik dibalik semua propaganda menjatuhkan islam. Tengoklah negara-negara Eropa macam Denmark, Great Britania, Belanda, France, USA dan negara-negara Eropa Timur. Agama apa yang tingkat pertumbuhan pemeluknya begitu pesat setelah banyaknya peristiwa yang menjatuhkan islam seperti pembakaran Al Qur’an, karikatur Nabi SAW? Berbondong-bondong warga kulit putih bermata biru yang awalnya membenci islam, akhirnya menggali islam yang akhirnya mendapat hidayah menjadi pemeluk islam. Saya yang penggemar olahraga khususnya sepakbola boleh menuliskan pemain bola yang begitu mencintai islam yang rahmatan lil alamin ini, sebutlah Mezut Ozil, Toure bersaudara, Keita, Sagna, Sahin, Benzema, Demba ba, papiss cisse, samir handanovic, zlatan ibrahimovic, kallon, muntari dan banyak lagi yang bangga akan keislamannya. Anda juga pasti bertanya-tanya mengapa begitu banyak dari mereka yang menjadi muallaf? sebutlah Bilal Ribery, bacari sagna, van persie, abanda herman, eric abidal, dan akhir-akhir ini sering kita lihat keberpihakan Cristiano Ronaldo akan islam dan palestine? tanyalah hati kecil kita apa kira-kira yang menarik dari islam bagi mereka? Nah bagaimana kita yang berislam sejak lahir, masihkah kita ragu, atau malah mencoba berstigma bahwa islam tak lagi rahmatan lil alamin?
Wajah Islam adalah wajah rahmatan lilalamin, saya tidak sepakat dengan aksi premanisme dalam mencegah kemunkaran, namun saya meyakini dengan anjuran “cegahlah dengan tanganmu jika melihat sebuah kemunkaran” masing-masing dari kita bebas menafsirkan anjuran suci ini. Islam secara paripurna bukan hanya menyangkut hal itu, tapi islam adalah kedamaian yang pasti, yang mengajarkan umatnya menjadi umat terbaik dari semua umat yang dilahirkan ke dunia ini. Islam yang saya yakini adalah Islam untuk semua makhluk, bukan saja manusia, binatang, tumbuhan dan seluruh alam semesta akan merasakan rahmat dari islam. Wallahu a’lam Tulisan ini juga dipublish di webblog pribadi saya http://adiakmal.com/wajah-islam-adalah-rahmatan-lil-alamin/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H