Universitas Negeri Malang (UM) dengan dikomandani oleh Luhung Achmad Perguna selaku ketua tim pengabdian melakukan pendampingan dan intervensi pada kegiatan belajar mengajar di SMP Muhammadiyah 7 Surakarta khususnya pada desain pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran dan refleksi sekaligus evaluasi pembelajaran. Â
Kegiatan ini merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Luhung dan timnya secara luring dengan tema besar from learn, unlearn to relearn through lesson study upaya membangun komunitas pembelajaran guru yang kolaboratif. Â
Tim memperkenalkan dan mensosialisasikan Lesson Study for Learning Community sebagai satu set visi bukan sebagai model, metode ataupun pendekatan pembelajaran sebagai upaya untuk merejuvenasi kegiatan pembelajaran dengan didampingi oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Kota Surakarta sekaligus kepala SMP Muhammadiyah 7 Surakarta Bambang Condro Haryadi, S.Pd .Â
Selama lima hari tim dari UM mendampingi kegiatan pendampingan dengan perwakilan guru tiap mata pelajaran. Bentuk perwakilan ini diharapkan para guru yang terpilih ini kemudian dapat sharing dan memberikan pencerahan sekaligus motivasi kepada kelompok guru lainnya untuk bersama membangun komunitas belajar dengan system lesson study.
Perwakilan guru tersebut yaitu Maratus Sholihah Isnaini, S.Pd, selaku guru yang mewakili dari komunitas belajar mata pelajaran Bahasa Inggris. Miss Isna begitu panggilan akrabnya dipilih karena telah malang melintang sebagai guru penggerak di Kemendikbudristek. Kemudian guru kedua yaitu Rudi Sulistanto, S.Sn selaku guru yang mewakili bidang studi Seni Budaya. Mas Rudi juga pernah terlibat tak hanya pada level nasional namun hingga internasional.Â
Kemudian guru lainnya yaitu m.Vivin Retno Guntari, S.Pd selaku guru representasi dari matapelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Agus Purwanto, S.Pd.I selaku guru yang mewakili mata pelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan sekaligus Wakil Kepala Sekolah urusan Al Islam dan Kemuhammadiyahan dan terakhir adalah Yoga, S.Pd yang mewakili guru mata pelajaran Matematika.Â
Kelima orang ini kemudian berdiskusi dengan tim pengabdian kepada masyarakat untuk sama-sama merumuskan desain pembelajaran dengan berbasis dialog dan asas deliberatif.Â
Semua saling terbuka untuk saling memberikan masukan antar satu guru dengan guru lainnya dengan fokus kepada bagaimana semua siswa bisa belajar yang mengedepankan aspek quality dan equality atau kualitas dan kesetaraan. Fokus terhadap guru mengajar direposisi kepada bagaimana siswa belajar dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H