Mohon tunggu...
Dhuha Wafa
Dhuha Wafa Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro Semarang Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susi Pudjiastuti & Gus Dur Bapak Kelautan Nasional

6 November 2014   04:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:30 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Popularitas Susi Pudjiastuti semakin meningkat semenjak ia diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan oleh Presiden Jokowi. Meski menyedot sorotan masyarakat dengan gayanya yang nyentrik. Tentu kita bersyukur Era saat ini kelautan menjadi asumsi public bisa mengenal Kebahariaan kita.

Mungkin tidak akan ada Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) jika tidak dibentuk oleh Gus Dur ketika dia diangkat menjadi presiden ke-4 RI pada 1999. Sebagai negara bahari (luas lautnya tiga kali luas daratan) dan negara kepulauan (memiliki lebih dari 17.400 pulau), Indonesia memang kurang memperhatikan potensi yang luar biasa ini. Nasib jutaan nelayan dan masyarakat pesisir tak jauh beda dengan petani.

Sebelum era Gus Dur, masalah kelautan hanya menjadi retorika, dan pembentukan kementerian kelautan sebatas wacana. Sektor kelautan dan perikanan tidak dianggap penting, akibatnya pelabuhan perikanan terlihat kumuh, juga tempat pendaratan dan pelelangan ikan, kalah jauh dari negara-negara tertangga. Thailand dan Filipina yang luas lautnya jauh lebih kecil dari Indonesia bisa menjadi eksportir perikanan terkemuka.

Gus Dur ternyata memiliki pandangan luas, maka dibentuklah DKP dan mengangkat Sarwono Kusumaatmadja sebagai Menteri Eksplorasi Laut. Instansi ini kemudian berganti nama menjadi DKP yang kantornya sempat berpindah-pindah tak menentu, bahkan pernah hanya menumpang di sudut kantor Menteri Sekretaris Negara di Jalan Merdeka Utara. Kemudian, pindah ke Jalan MT Haryono, dan berakhir di eks gedung Humpuss di Jalan Merdeka Timur.

Gus Dur memang sangat berjasa memperhatikan sektor kelautan dan perikanandengan membentuk DKP. Namun sayangnya, sektor ini tak banyak memberi artibagi masyarakat perikanan. Industri dan usaha perikanan berjalan sendiri, bahkan banyak yang terhambat karena birokrasi dan aturan yang tidak konsisten dan membingungkan. Keunggulan Indonesia tidak bisa dimanfaatkan dengan baik dan jutaan nelayan tetap terpuruk.

Gedung DKP berdiri megah, bahkan sedang dibangun gedung baru dengan biaya miliaran rupiah. Sementara nelayan Indonesia tetap menjadi pecundang, kalah bersaing dengan kapal-kapal ikan asing yang canggih dan seenaknya mencuri kekayaan sumber daya ikan di perairan Nusantara. Gus Dur pantas diberi gelar Bapak Kelautan Nasional. Namun, dia pasti sangat kecewa jika mengetahui sektor kelautan belum juga mendapatkan perhatian serius.

Semoga dengan sentuhan Ibu Susi Pudjiastuti Harapan Kejayaan Kemaritiman masih ada, Selamat Bekerja Bu Susi Pudjiastuti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun