Mohon tunggu...
Yohanes Dhonny Prihantoro
Yohanes Dhonny Prihantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Seminaris

On Going Formation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Pemuda Indonesia

2 November 2024   14:26 Diperbarui: 11 November 2024   11:32 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menghayati peringatan sumpah pemuda yang ke-96, pemuda Indonesia dipanggil untuk melihat kembali peran penting generasi muda dalam memperjuangkan kemerdekaan. Mereka yang mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan serta memberi semangat pada rakyat Indonesia untuk bersatu. Seperti halnya pada masa kemerdekaan, pemuda Indonesia saat ini memiliki peran penting dalam menanggapi perkembangan dunia. Seperti pada mimpi Indonesia Emas 2045, para pemuda memegang kunci untuk mencapai mimpi tersebut. Pemuda harus melihat realitas dunia saat ini, kondisi serta kondisi yang menimpa golongannya.

Salah satu contohnya adalah generasi Z yang merupakan pengelompokan individu yang lahir pada tahun 1997- 2012. Meurut indonesiabaik.id yang melangsir dari data KPU pada DPT (Daftar Pemilih Tetap) pada PEMILU 2024 jumlah generasi Z yang tercatat sekitar 46,8 juta jiwa. Berdasarkan pada data Direktorat Jendral Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Kementrian Dalam Negri pada tahun 2022 jumlah generasi Z dapat disandingkan yang setara dengan dua kali jumlah penduduk di Pulau Sulawesi. Hal tersebut menjadikan generasi Z memiliki jumlah pemilih terbesar ketiga dalah DPT.

Menurut Usman Manor selaku analis sumber sejarah Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia generasi Z memiliki karakteristik yang unik sebab mereka sangat pandai menggunakan teknologi, kreatif, terbuka dengan perbedaan, toleran, dan ekspresif, dan peduli terhadap sesama. Disisi lain Usman Manor mengungkap bahwa generasi Z mudahmengeluh dan memiliki kecemasan tinggi, serta mudah mengeluh. Akibatnya generasi Z mengalami tantangan berupa ketergantungan terhadap teknologi, menurunnya kesehatan mental, dan pola pikir instan.

Pengaruh kecemasan dan menurunya kesehatan mental telah dipotret SKI pada tahun 2023. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) diperoleh bahwa pada 1 dari 7 remaja usia 10-19 tahun mengalami masalah psikologis. Masalah tersebut salah satunya adalah depresi yang menjadi penyebab bunuh diri tertinggi, sedangkan bunuh diri merupakan penyebab keempat kematian pada remaja di dunia. Pada point 6.2. SKI menyatakan bahwa generasi Z mudah jatuh dalam keadaan depresi yang disebabkan ketergantungan terhadap teknologi.

Fenomena ini tidak boleh dianggap sebelah mata oleh masyarakat, sebab pengaruh dari tantangan tersebut akan membawa permasalahan-permasalahan lain di masyarakat. Fenomena yang tengah terjadi di masyarakat seperti doom spending, FOMO, quiet quitting, sandwich, dan strawberry generation. Pemuda harus menyadari keadaan masyarakat saat ini, dengan berbagai fenomena yang mewarnai konstruksi sosial masyarakat.  Lantas bagaimana pemuda menghadapi tantangan yang di depan mata?

Demi mencapai mimpi Indonesia Emas 2024, pertama-tama para pemuda perlu menyadari pentingnya membangun personal banding dengan menghayati pendidikan karakter sebagai modal dasarnya, yang tertuang dalam Peraturan Presiden Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Latar belakang pembentukan peraturan tersebut karena menyadari bahwa Indonesia adalah bangsa berbudaya, artinya negara yang menjunjung tinggi akhlak mulia, nilai-nilai luhur, kearifan, dan budi pekerti.

Bangsa berbudaya yang dimaksud adalah berbudaya melalui penguatan nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggung jawab. Pemerintah melihat bahwa penguatan pendidikan karakter perlu dalam proses pembentukan bangsa berbudaya. Peran dari keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat dianggap penting, sebab itu dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut ditetapkanlah Peraturan Presiden Tentang Penguatan Pendidikan Karakter.

Melihat hal tersebut tentunya peran dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan satuan pendidikan penting untuk merekonstruksi kebiasaan yang ada. Tentu hal ini tidak bisa terjadi begitu saja, perlu ketekunan dan proses yang panjang demi meraih mimpi Indonesia Emas 2045. Peran pemuda sangat penting untuk menentukan arah bangsa selanjutnya. Pertanyaan yang perlu direfleksikan adalah, bagaimana pemuda mau mempersiapkan diri untuk menghadapi perubahan dan tantangan di masa depan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun