Perlu diketahui bahwa, laki-laki itu selectif. Dia tahu mana yang harus dimakan dan mana yang tidak dimakan atau disimpan.
Seperti halnya dalam dunia romantika, yang sebenarnya perempuan salah mengartikan antara perasaan dan rasa penasaran. Sebagain besar perasaan perempuan itu terjerumus dalam rasa penasarannya laki-laki. Laki-laki mana yang tidak suka dengan penampilan aduh hayinya perempuan.
Ketika perempuan makin menunjukan auratnya, makin banyak laki-laki yang mendekat dan kamupun jadi rebutan. Itu suka karena penasaran, bukan  perasaan. Namun dibalik itu kamu pun makin dinilai bahwa kamu itu murahan. Mana ada laki-laki yang senang bila pasangannya jadi rebutan.
Menurut tanggapan Bapak Tonsi Laus Wancing "Itulah perbedaan kodrat laki-laki dan perempuan. Dimana prempuan itu memang mahluk yang indah dan butuh diperhatikan oleh lawan jenisnya. Dari kecil hingga dewasa prempuan selalu merias dirinya di depan cermin dengan secantik mungkin dan bahkan dalam hal berpakian juga ada yang seksi dan tujuan utamanya untum menarik perhatian sang Adam. Perempuan suka dipuji kecantikannya dan keindahan tubuhnya, sebab mereka lebih mengutamakan perasaan. Berbeda dengan kita laki laki sering mengunakan pikiran dan tertarik dengan hal yang bersifat visual, terlebih ketika melihat perempuan berpakian yang seksi. Kita lebih cepat menilai dan berasumsi negatif namun belum tentu benar".
Tapikan itu soal bagaimana merka merias diri. Ketika memasuki dunia romantika, asumsi itu yang perlu dipertimbangkan. Apakah daya tarik laki-laki berdasarkan perasaan atau rasa penasaran. Karena kebanyakan realitanya laki-laki lebih kepada rasa penasaran ketimbang perasaan yang mereka miliki.
"Karena kita suka melihat apa yang indah di depan kita maka timbulnya rasa penasaran, dari rasa penasaran itu maka munculah rasa ingin tau dan ingin tahu. Maka lanjutlah kejatuh cinta dari cinta itulah timbul perasaan saling tertarik dan mengenal lebih dalam keperibadian  seseorg akan lebih baik dari pada kita hanya melihat pakian luarnya" Lanjutnya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H