Uni Soviet mendukung Korea Utara pada awal perang, memberinya senjata, tank dan saran strategis. Namun, Tiongkok muncul sebagai pengganti sekutu terpentingnya, mengirim tentara untuk bertempur di Korea sebagai cara untuk menjauhkan konflik dari perbatasan negaranya dan juga sebagai cara pemimpin Tiongkok saat itu, Mao Zedong, berterima kasih kepada Komunis Korea yang berjuang dalam perang saudara Tiongkok sebelumnya.
Gencatan Senjata Secara teknis, Perang Korea tidak pernah berakhir. Namun, pertempuran berhenti ketika Korea Utara, Tiongkok dan Amerika Serikat mencapai gencatan senjata pada tahun 1953.
Pada Juli 1951, Utara dan Selatan memulai pembicaraan damai di Panmunjom, sebuah desa yang terletak hampir persis di the 38th Parallel. Selama dua tahun kedepan, negosiasi terhenti, pertempuran berlanjut di sepanjang garis depan baru di the 38th Parallel, kampanye pemboman terjadi, jet tempur terlibat dalam pertempuran udara-ke-udara untuk pertama kalinya dalam sejarah dan masih tidak ada pihak yang berhasil membuat persetujuan perdamaian.
Indentification is worn by U.S. flyer at base. Sign, in Korean, asks help should he be shot down. (The LIFE Picture Collection/Getty Images)
Akhirnya setelah lebih dari dua tahun bernegosiasi, pihak Utara sepakat untuk menandatangani gencatan senjata pada tanggal 27 Juli 1953. Perjanjian itu memungkinkan para tahanan perang untuk tetap di tempat yang mereka sukai (antara Korea Utara dan Korea Selatan), menarik batas baru dekat the 38th Parallel yang memberikan Korea Selatan wilayah seluas lebih dari 1.500 mil persegi dan menciptakan "zona demiliterasi" seluas 2 mil yang masih ada hingga saat ini.
Korea Selatan tidak menyetujui gencatan senjata tersebut. Perjanjian ini hanya ditandatangani oleh pihak Amerika Serikat, perwakilan PBB, Korea Utara dan Tiongkok, karena pihak Korea Selatan percaya bahwa mereka harus terus memperbesar jumlah tentaranya untuk melakukan mars sepanjang jalan menuju Sungai Yalu dan mempersatukan negara Korea secara tuntas. Meskipun gencatan senjata sudah berlangsung lama, tidak ada perjanjian perdamian resmi yang pernah ditandatangani, sehingga perang secara teknis berlanjut sampai hari ini.
Civilians and soldiers stood beneath a banner during a demonstration in Seoul in April 1953 against resumption of the Korean peace talks.
Korban Perang KoreaPerang Korea relatif singkat tetapi sangat berdarah. Hampir 5 juta orang meninggal. Lebih dari separuhnya adalah warga sipil. 2 juta warga sipil Korea, 1,5 juta pasukan komunis, 400.000 tentara Korea Selatan, 40.000 pasukan Amerika Serikat, ditambah lebih dari 100.000 yang terluka dan masih bvanyak lagi. Tingkat korban sipil ini lebih tinggi daripada Perang Dunia II dan Perang Vietnam.
Wacana Perjanjian Perdamian Resmi
Hingga hari ini, semenanjung Korea masih terbagi seperti tahun 1953. Sudah hampir 70 tahun, tetapi DMZ Korea masih dipatroli oleh pasukan dan dijaga dengan ranjau dan artileri karena memang secara teknis perang belum benar-benar berakhir.
Kim Jong-Un dan Moon Jae-In
Tetapi tanggal 27 April 2018 lalu, para pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan bertemu dan setuju untuk menandatangani perjanjian perdamaian resmi pada akhir tahun. Kim Jong-Un, pemimpin Korea Utara, menyebrangi DMZ ke Korea Selatan untuk berbicara dengan pemimpin Korea Selatan, Moon Jae-In, dalam KTT yang belum pernah terjadi sebelumnya di Panmunjom. Korea Utara setuju untuk bekerja sama menuju denuklirisasi lengkap selama Amerika Serikat dan Korea Selatan menyetujui perjanjian perdamaian resmi.
Lihat Politik Selengkapnya