Mohon tunggu...
Najla Ramadhiza Atmaja
Najla Ramadhiza Atmaja Mohon Tunggu... Mahasiswa - Halo! Namaku Najla Ramadhiza Atmaja, biasa dipanggil dengan sebutan 'Dhiza'. Salam kenal!

“No matter what happens in life, be good to people. Being good to people is a wonderful legacy to leave behind." -Taylor Swift

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Film Pendek Terbaru yang Disutradarai oleh Taylor Swift Mengandung Adegan Gaslighting. Apa sih Gaslighting Itu?

12 Januari 2022   12:31 Diperbarui: 12 Januari 2022   12:48 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.youtube.com/TaylorSwift 

Belakangan ini, dunia permusikan internasional sedang ramai membincangkan sebuah lagu milik Taylor Swift yang berjudul 'All Too Well'. Pasalnya lagu tersebut berdurasi 10 menit sehingga membuat banyak orang yang penasaran dengan lagu tersebut. Tak hanya lagunya yang menarik banyak perhatian, film pendek yang disutradarai sendiri oleh Taylor Swift tersebut juga tak kalah ramai diperbincangkan. Hal tersebut dikarenakan beberapa adegan dalam film pendek yang dirilis di kanal YouTube pribadi Taylor Swift tersebut menunjukkan adegan-adegan gaslighting.

Tidak hanya satu dua orang yang menyadari akan hal tersebut, tetapi banyak yang menyadari betapa fatalnya adegan gaslighting tersebut. Maka dari itu, beberapa orang yang tidak mengetahui tentang gaslighting pun bertanya-tanya, seperti apa sih gaslighting itu? Lalu, memangnya apa saja dampak yang akan dialami oleh para korban?

Mengutip dari (radiordk, 2020), istilah gaslighting pertama kali populer karena film Gaslight yang rilis pada 1944. Gaslighting itu sendiri berarti sebuah tindakan pelecehan emosional yang dilakukan oleh seorang gaslighter (pelaku gaslighting) agar mereka mendapatkan kekuataan serta perasaan bahwa mereka adalah orang yang paling benar sehingga membuat para korban mempertanyakan realitas yang sebenarnya dan seringkali membuat korban menyalahkan diri mereka sendiri (Orami, 2021). Para gaslighter kemungkinan memiliki kelainan psikologis yaitu narcissistic personality disorder atau gangguan kepribadian narsistik. Berlawanan dengan para gaslighter, rata-rata korban gaslighting adalah orang-orang yang memiliki empati tinggi, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa semua orang dapat menjadi korban dari tindakan tersebut (Fadli, 2020).

Sumber gambar: youtube.com/TaylorSwift 
Sumber gambar: youtube.com/TaylorSwift 
Beberapa korban gaslighting seringkali terlambat menyadari bahwa dirinya sedang mengalami hal tersebut, salah satu alasannya yaitu karena mereka memiliki empati yang begitu tinggi sehingga mereka menormalisasi hampir seluruh tindakan kasar yang orang lain lakukan. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengetahui ciri-ciri umum apabila kita sedang terkena gaslighting. Apa aja sih ciri-cirinya? Berikut ciri-ciri gaslighting yang umum terjadi dalam suatu hubungan (Orami, 2021):
  1. Gaslighter gemar berbohong terang-terangan dan tetap berbohong meskipun sang korban telah mengetahuinya.
  2. Gaslighter gemar mengarang cerita dan menggiring orang lain agar mereka percaya dan lebih berpihak kepadanya.
  3. Gaslighter tidak peduli akan pikiran dan perasaan korbannya sehingga para korban merasa bahwa merekalah yang salah.
  4. Untuk memperbaiki keadaan, gaslighter akan menggunakan rayuan yang tidak tulus dan ia akan mengulangi perbuatannya pada masa yang akan datang.

Dari ciri-ciri umum gaslighting tersebut, kita menjadi semakin sadar bahwa adegan gaslighting dalam film pendek 'All Too Well' memang benar adanya.

Berawal dari menit 3:38, tokoh perempuan yang diperankan oleh Sadie Sink ini tampak sedang mencuci piring dan saat itu belum muncul konflik apapun. Namun, pada menit 3:51, Dylan O'Brien mulai memprovokasi Sadie dengan cara membicarakan tentang sikap Sadie pada saat pesta makan malam. Tindakan gaslighting yang dilakukan oleh Dylan semakin terlihat jelas pada menit 3:58, di mana Dylan berusaha untuk membuat Sadie merasa bahwa asumsi dan pikiran yang Sadie miliki adalah salah. Pada menit 4:26, Dylan mulai menunjukkan sikap tidak pedulinya terhadap pikiran serta perasaan Sadie dan terus mengeluarkan kata-kata yang membuat Sadie semakin merasa bahwa ada yang salah dengan dirinya dan pikirannya. Setelah mengalami pertengkaran yang cukup panas, konflik sengit tersebut akhirnya berakhir pada menit 5:55 karena Dylan berusaha meredam konflik tersebut dengan cara meminta maaf walau permintaan maaf yang ia lakukan terlihat tidak begitu tulus. Tidak tulusnya permintaan maaf yang Dylan lakukan tersebut terbukti dalam beberapa adegan setelahnya di mana pada akhirnya Dylan mengulangi kembali perbuatannya.

Sumber gambar: www.youtube.com/TaylorSwift 
Sumber gambar: www.youtube.com/TaylorSwift 
Gaslighting sama sekali bukanlah hal yang patut disepelekan, dalam film pendek tersebut terlihat sangat jelas bahwa tindakan tersebut berakibat fatal terhadap pihak perempuan yang merupakan korban gaslighting. Maka dari itu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa saja dampak-dampak yang dapat disebabkan oleh tindakan gaslighting. Mengutip dari (Utami, 2021), gaslighting dapat menimbulkan banyak dampak terhadap korban yaitu seperti sering meragukan diri sendiri, meminta maaf kepada orang yang salah, gaslighter dapat dengan mudahnya menurunkan harga diri korban, dan dampak yang paling fatal adalah terjebak dalam toxic relationship.

Sumber gambar: youtube.com/TaylorSwift               
        googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Sumber gambar: youtube.com/TaylorSwift googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-412');});
Setelah mengetahui serba-serbi gaslighting, kita dan para korban gaslighting tentunya harus mengetahui apa saja hal yang dapat dilakukan agar dapat terhindar serta terbebas dari segala tindakan gaslighting yang terus-menerus menghantui. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh korban ketika mereka sadar bahwa mereka terkena tindakan gaslighting yaitu mengumpulkan data, mencatat, dan mendokumentasikan seluruh kejadian yang berpotensi sebagai tindakan gaslighting. Pengumpulan data yang bisa dilakukan yaitu dengan cara membuat jurnal, merekam suara, dan mengambil beberapa foto. Apabila telah mengumpulkan seluruh data tersebut, korban dapat mengirimkan email kepada orang yang ia percayai. Setelah itu, korban juga dapat pergi ke sebuah komunitas yang berisikan korban-korban gaslighting untuk saling bertukar cerita. Beberapa korban gaslighting juga dapat pergi ke terapis untuk melakukan terapi apabila mereka merasa membutuhkannya (Anggita, 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun