Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ngepoin Trik Keren, Kok Bisa Harga Tinggi dan Eksklusivitas dalam Psikologi Konsumen "Laris"

22 Agustus 2023   10:53 Diperbarui: 22 Agustus 2023   12:04 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tau nggak sih, kadang produk dengan harga mahal bisa bikin kamu ngerasa keren dan istimewa? Ini disebut 'illusion of exclusivity'. Jadi, kalo suatu barang harganya tinggi, kita cenderung mikir produk itu pasti bagus banget dan cuma buat orang tertentu yang punya duit lebih.

Alasannya karena kita terkoneksi dengan produk yang eksklusif dan berkualitas. Harga tinggi bisa bikin kita bangga dan kerasa statusnya lebih tinggi. Nah, efeknya, makin banyak yang tertarik beli barang itu. Jadi, harga mahal kadang bisa bikin permintaan naik, dan itu trik marketing yang sering dipake perusahaan.

Psikologi tuh kayak 'pintu masuk' buat ngerti gimana orang belanja. Kita nggak cuma liat harga dan barang, tapi juga cara kita berpikir, perasaan, dan apa yang bikin kita mau beli sesuatu. Jadi, psikologi bantu kita ngupas alasan di balik keputusan belanja kita, jadi nggak cuma 'beli karena enak', tapi ada logika di baliknya.

'illusion of exclusivity' tuh kayak efek sihir yang bikin kita ngerasa produk mahal itu spesial banget dan buat orang terpilih. Jadi, pas harga mahal, kita mikir 'ini cuma buat orang tertentu' dan jadi pengen banget punya. Jadi, meskipun mungkin sebenernya nggak beda jauh sama yang lebih murah, efeknya bikin kita pengen banget punya barang yang keliatan 'keren banget' dan kayak cuma kita doang yang punya.

Kita suka banget sama barang yang keliatan langka dan 'kece' banget. Alasannya, otak kita suka yang unik dan beda dari yang lain. Pas liat barang eksklusif dan sulit didapetin, otak kita ngerasa 'wow, ini spesial banget, aku mau punya!'. Jadi, sebenernya nggak cuma beli barang, tapi juga dapetin perasaan istimewa dan beda dari yang lain, gitu lho.

Nah, ini ceritanya kayak pas kita liat harga tinggi, otak kita langsung nyambungin dengan barang bagus. Kita pikir, kalo mahal, pasti bagus. Ini kayak kode di otak kita. Jadi, makin mahal, makin kita percaya barangnya berkualitas. Walaupun kadang nggak selalu bener, tapi itulah yang sering terjadi di otak kita.

Tau nggak, kadang harga tinggi itu bikin kita merasa lebih 'ngeh' dan keren di mata orang lain. Jadi, pas punya barang mahal, otomatis kita mikir 'Wow, liat deh, aku bisa beli ini.' Harganya tinggi jadi kayak kode status yang nunjukin kita punya duit dan bisa ikutan gaya hidup keren. Jadi, selain barangnya, kita juga beli rasa 'terlihat keren' yang datang sama harganya.

Pas liat harga tinggi, otak kita bisa langsung 'ting!' ke mode bangga dan feeling hebat. Kayak 'Iya, aku mampu beli ini!' Jadi, harga mahal bisa bikin kita merasa berharga dan beda dari yang lain. Kebanggaan dan rasa 'wow' itu muncul pas kita punya barang yang keliatan eksklusif dan bikin kita merasa lebih spesial.

Jadi begini, perusahaan suka ngebuat harga tinggi bukan cuma buat bikin untung lebih banyak. Tapi juga buat bikin barangnya keliatan beda dan 'wah'. Harga mahal itu kayak kode buat bilang 'Ini spesial banget, cuma buat yang mau bayar mahal.' Jadi, meskipun banyak yang nggak beli, yang beli bisa dapetin rasa 'aku punya yang istimewa' gitu.

Jadi, pernah denger tentang barang yang cuma ada sedikit dan 'edisi terbatas'? Nah, itu tuh trik marketing yang ngebikin kita pengen cepetan beli. Pas tahu barangnya terbatas, otak kita langsung panik dan mikir 'ih, nanti keabisan, buruan beli!' Jadi, rasa 'harus cepat' itu bikin kita lebih pengen dan akhirnya mendorong kita buat beli barangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun