Mohon tunggu...
Dhiya UlHaqqi
Dhiya UlHaqqi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Tukang Ngobrol

Psikologi Industri Organisasi, Psikologi Sosial Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Journalism Vs Sensasionalism

23 Juli 2023   20:58 Diperbarui: 23 Juli 2023   21:00 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh brotiN biswaS

Dalam era informasi yang maju seperti sekarang, jurnalisme memainkan peran krusial sebagai penjaga kebenaran dan pemberi informasi yang dapat diandalkan bagi masyarakat. Jurnalisme berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan peristiwa-peristiwa penting dengan khalayak luas, memastikan bahwa fakta yang disampaikan dapat dipercaya dan memiliki integritas. Jurnalisme berkomitmen untuk mengumpulkan informasi dari sumber yang beragam dan diverifikasi, sehingga memastikan kebenaran dan keakuratan berita yang disampaikan kepada pembaca. Proses pengumpulan berita yang teliti, termasuk wawancara dengan para saksi, ahli, dan perwakilan berbagai pihak, menjadi langkah kritis dalam menjamin keakuratan informasi yang diberikan.

Jurnalisme bertujuan untuk memberikan pandangan yang berimbang tentang peristiwa dan isu-isu yang diliput. Ini berarti memberikan ruang bagi berbagai sudut pandang dan pendapat yang berbeda, tanpa memihak atau mempengaruhi pandangan pembaca. Sebagai penjaga keadilan, jurnalisme bertanggung jawab untuk tidak menyajikan laporan yang bias atau berlebihan yang dapat merugikan kelompok tertentu. Dalam menjalankan perannya, jurnalisme juga harus mampu menahan diri dari godaan sensationalism dan clickbait. Meskipun berita sensasional dapat menarik perhatian lebih banyak pembaca, jurnalisme berkualitas tetap mengedepankan substansi dan kebenaran dalam setiap laporan yang disampaikan. Jurnalisme yang bertanggung jawab berusaha menjauhkan diri dari kecenderungan untuk mencari popularitas dengan mengorbankan integritas dan kebenaran informasi. Jurnalisme juga berperan sebagai penjaga transparansi dan akuntabilitas pemerintah, perusahaan, dan institusi lainnya. Melalui jurnalisme investigatif, penyelidikan mendalam dapat dilakukan untuk mengungkapkan praktik-praktik yang tidak etis atau tindakan korupsi yang mungkin terjadi di berbagai sektor masyarakat. Hal ini membantu mendorong pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk bertindak secara lebih bertanggung jawab dan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Dan yang terpenting jurnalisme adalah salah satu pilar demokrasi yang kuat. Dengan memberikan informasi yang akurat, terpercaya, dan berimbang, jurnalisme membantu masyarakat untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas dan terinformasi. Kehadiran jurnalisme yang bebas dan independen mendukung transparansi proses politik, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembentukan kebijakan dan pemilihan pemimpin.

Sensationalism merujuk pada praktik media yang menekankan aspek dramatis, kontroversial, atau emosional dari suatu peristiwa atau isu demi menarik perhatian dan meningkatkan jumlah pembaca atau pemirsa. Meskipun tidak selalu berarti mengabaikan fakta, sensationalism dapat menyebabkan pemutarbalikan atau pemanipulasian cerita untuk mencapai efek dramatis yang lebih tinggi. Akibatnya, fokus pada substansi dan kebenaran informasi seringkali terlupakan, dan berita menjadi terdistorsi. Journalistic predator adalah mereka yang dengan sengaja menyebarkan informasi palsu, manipulatif, atau menyesatkan dengan tujuan untuk mempengaruhi opini publik atau mencapai agenda pribadi atau kelompok tertentu. Mereka mungkin menggunakan platform media sosial atau situs berita palsu untuk menyebarkan disinformasi yang menyesatkan dan berpotensi merugikan masyarakat. Keberadaan journalistic predator mengancam integritas jurnalisme, meragukan kepercayaan masyarakat terhadap media, dan memicu ketidakstabilan dalam persepsi dan pandangan masyarakat. Kehadiran sensationalism dan journalistic predator berdampak pada masyarakat dan persepsi mereka terhadap berita. Sensationalism dapat menyebabkan masyarakat menjadi terlalu emosional dalam menyikapi isu-isu tertentu atau bahkan membuat mereka mengabaikan berita penting yang kurang menarik secara sensasional. Di sisi lain, keberadaan journalistic predator dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan kebingungan, karena masyarakat kesulitan membedakan antara berita yang benar dan informasi palsu. Perkembangan teknologi, terutama media sosial, telah meningkatkan kecepatan dan skala penyebaran informasi. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi sensationalism dan journalistic predator untuk menyebarluaskan berita palsu dengan cepat dan luas. Sifat viral konten di media sosial membuat tugas jurnalisme yang bertanggung jawab semakin kompleks, karena harus berhadapan dengan penyebaran informasi yang tidak diverifikasi dengan cepat.

Etika jurnalisme adalah pondasi yang penting dalam menyajikan informasi yang berkualitas dan dapat dipercaya kepada pembaca. Prinsip-prinsip etika ini menjadi panduan bagi para jurnalis dalam menjalankan tugas mereka dengan integritas dan tanggung jawab. Beberapa prinsip utama yang mencakup kebenaran, ketepatan, keadilan, dan transparansi adalah sebagai berikut:

1. Kebenaran dan Kehandalan Informasi

Prinsip utama dalam etika jurnalisme adalah kewajiban untuk menyampaikan informasi yang benar dan dapat dipercaya kepada pembaca. Jurnalis diharapkan untuk melakukan penelitian mendalam dan mengonfirmasi fakta dari sumber yang diverifikasi sebelum menyajikan berita kepada publik. Melalui pengumpulan informasi yang akurat, pembaca dapat memiliki dasar yang kuat untuk membentuk pandangan dan mengambil keputusan.

2. Ketepatan dan Keseimbangan Berita

Jurnalisme yang berkualitas harus menjaga ketepatan dan keseimbangan dalam menyajikan berita. Hal ini berarti memberikan gambaran yang menyeluruh dan adil tentang suatu peristiwa atau isu dengan memberikan kesempatan bagi berbagai sudut pandang untuk diungkapkan. Menghindari bias dan pandangan yang berlebihan adalah bagian penting dari prinsip ketepatan dan keseimbangan dalam jurnalisme.

3. Keadilan dan Kehormatan terhadap Subyek Berita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun