Negara yang memprioritaskan pemenuhan kebutuhan mendasar menciptakan masyarakat yang lebih inklusif, adil, dan merata. Ini membantu memastikan bahwa setiap warga negara memiliki akses yang setara terhadap kesempatan dan sumber daya yang penting untuk kehidupan yang layak.
Ketimpangan sosial adalah masalah yang mendalam dan kompleks di masyarakat kita. Kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap peluang seringkali menjadi hambatan bagi tercapainya masyarakat yang adil dan harmonis. Namun, kita tidak boleh berpangku tangan dan menyerah terhadap ketimpangan ini.
Sebagai warga negara yang peduli, kita dapat bersama-sama melakukan langkah-langkah untuk mengurangi ketimpangan sosial dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua orang. Salah satu fondasi penting dalam mengurangi ketimpangan sosial adalah akses yang merata terhadap pendidikan berkualitas. Program dan kebijakan yang mendukung pendidikan gratis atau terjangkau, serta pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu, dapat membuka pintu kesempatan yang lebih besar bagi mereka yang sebelumnya terpinggirkan.
Dengan pendidikan yang merata, generasi mendatang akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencapai potensi mereka tanpa dibatasi oleh latar belakang ekonomi. Ketimpangan ekonomi sering menjadi salah satu pemicu utama ketimpangan sosial. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan penguatan ekonomi berbasis inklusi.
Pemerintah dapat memberikan dukungan dan insentif kepada usaha kecil dan menengah serta memberdayakan sektor-sektor ekonomi informal. Selain itu, program pelatihan dan pembinaan untuk membekali warga dengan keterampilan kerja yang relevan juga perlu diperkuat, sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam perekonomian dan mendapatkan penghidupan yang layak. Akses terhadap layanan kesehatan yang merata dan terjangkau adalah hak asasi manusia mendasar.
Dengan memastikan setiap warga negara memiliki akses ke fasilitas kesehatan dan layanan medis berkualitas, kita dapat mengurangi ketimpangan dalam kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup seluruh masyarakat. Investasi dalam program kesehatan prasejahtera, termasuk program imunisasi, pencegahan penyakit menular, dan pendidikan kesehatan, sangat penting untuk mencapai tujuan ini.Â
Dan yang tidak di kesampingkan adalah pendidikan dan kesadaran sosial juga berperan penting dalam mengurangi ketimpangan sosial. Kampanye pendidikan untuk mengatasi prasangka dan diskriminasi, serta peningkatan pemahaman tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menghargai hak-hak setiap individu, harus menjadi bagian dari upaya kita untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis.Â
Dengan kesadaran sosial, terjadinya kesepakatan membangun kepercayaan terhadap pemerintah yang mana upaya bersama yang melibatkan kedua belah pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Transparansi, akuntabilitas, partisipasi masyarakat, pemberantasan korupsi, dan komunikasi efektif adalah pilar-pilar yang harus kita tegakkan untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan memperkuat kepercayaan ini, kita membangun pondasi demokrasi yang kokoh, memastikan kesejahteraan bersama, dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan untuk seluruh masyarakat.Â
Jika Negara gagal dalam menjalani misi tersebut, maka akan muncul kepermukaan sosial tetang ketidakpercayaan terhadap janji Pemerintah. hal ini terlihat dari masyarakat seringkali menyaksikan pemerintah mengeluarkan janji-janji tentang peningkatan kualitas hidup dan pemenuhan kebutuhan dasar, tetapi saat kenyataannya belum tercapai, keraguan mulai muncul. Janji-janji yang tidak dipenuhi dan kurangnya tindakan konkret dari pemerintah membuat warga merasa skeptis terhadap niat baik dan keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan.
Kegagalan negara dalam memenuhi kebutuhan mendasar juga menyebabkan kekecewaan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan. Kualitas layanan publik yang rendah, kurangnya akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang memadai, serta masalah lain yang berlarut-larut tanpa solusi yang jelas, semakin menambah keraguan terhadap kompetensi dan efisiensi pemerintah.
Ketika keraguan terhadap negara mencapai tingkat yang tinggi, potensi terjadinya ketidakstabilan sosial dan politik semakin besar. Masyarakat yang tidak puas dengan kinerja pemerintah cenderung lebih rentan terhadap gerakan protes dan demonstrasi, yang dapat mempengaruhi stabilitas dan perdamaian negara.Â