Apa sih Disleksia itu, secara bahasa berasal dari kata 'dis' yang artinya kesulitan, dan 'leksia' yang artinya simbol-simbol yang membentuk kata. Menurut Asosiasi Disleksia Internasional (2002), Disleksia adalah suatu kesulitan belajar khusus (learning disabilities) yang berasal dari neurobiologis. Kelainan pada otak ini menyebabkan adanya perbedaan pemrosesan Bahasa, sehingga terjadi kesulitan dalam menyesuaikan suara dan huruf yang dibaca. Contohnya ketika membaca kata "Tas", seseorang perlu memproses bagaimana tiap huruf berbunyi, 'te' 'e' dan 'es', kemudian menyatukan bagaimana huruf tersebut berbunyi bersama dalam suatu kata, dan terakhir memahami arti dari kata 'tas' itu sendiri. Orang dengan disleksia mengalami kesulitan dalam proses-proses tersebut dikarenakan adanya kelainan pemrosesan bahasa pada otaknya.
Berdasarkan pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders -- 5, disleksia memiliki beberapa simptom-simptom yang harus terpenuhi sebelum dapat dikatakan terdiagnosis sebagai disleksia, yakni:
- Memiliki salah satu simptom berikut selama 6 bulan:
- Ketidaktepatan dan lambat dalam membaca
- Kesulitan memahami isi bacaan
- Kesulitan dalam mengeja
- Kemampuan membaca yang lebih rendah secara signifikan dibandingkan pada tingkatannya secara umum
- Mengalami gangguan berbicara atau berbahasa
- Diawali dengan kesulitan mengucapkan huruf abjad, membaca tulisan, dan memberi irama sederhana pada kata yang diucap
Disleksia juga dapat dibagi berdasarkan kesulitan yang dialami oleh seseorang, walau secara umum orang dengan disleksia memiliki satu atau dua masalah yang dialami dibawah ini:
- Dysphonesia, kesulitan Ketika mengucapkan atau mendengarkan kata yang tidak familiar
- Dysnemkinesia, kesulitan mengingat bagaimana bentuk suatu huruf yang benar, contohnya salah menulis huruf "b" dengan huruf "d"
- Dyedesia, kesulitan menghubungkan huruf yang dibaca dengan suara yang dihasilkan
Kesulitan-kesulitan tersebut seringkali menghasilkan masalah dalam beraktifitas sehari-hari seperti membaca, menulis, mengeja huruf, memahami gurauan dan ungkapan, hingga mempelajari bahasa asing
Secara singkat, penyebab terjadinya disleksia adalah adanya perbedaan genetik pada otak yang mempengaruhi cara otak memproses bahasa. Namun, penyebab kelainan genetik pada otak ini belum dikatahui secara pasti. Beberapa kemungkinan penyebab disleksia yang paling umum adalah:
- Faktor keturunan, keluarga yang memiliki riwayat disleksia
- Kelahiran premature dengan berat yang rendah
- Terpapar racun atau zat-zat kimia ketika dalam janin, sehingga mempengaruhi perkembangan otak
- Memiliki infeksi pada telinga sehingga mengalami masalah pendengaran
Karena penyebab utama pada disleksia disebabkan karena kelainan genetik, faktor keturunan merupakan penyebab disleksia yang paling sering ditemui pada masyarakat, sehingga seseorang dengan keluarga yang memiliki riwayat disleksia memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk memiliki disleksia dibandingkan yang tidak
Hasil wawancara kami dengan seorang guru yang mengajar di sekolah untuk anak dengan gangguan belajar khusus di daerah Duren Sawit, Jakarta Timur, terkait seorang anak kelas 1 SD di sekolah tersebut yang memiliki Disleksia. Selama pembelajaran daring atau online ini, kerap terjadi beberapa kendala yang dialami oleh anak tersebut seperti kesulitan dalam berkonsentrasi ketika mendengarkan penjelasan atau pengajaran dari gurunya selama didepan layar komputer.Â
Namun berkat bantuan intervensi dari orang tuanya yang kooperatif dan dengan setia menemaninya selama pembelajaran, anak tersebut dapat mulai berkonsentrasi lebih lama yang awalnya hanya 15 menit kini dapat mendengarkan hingga 45 menit. Intervensi lain yang diberikan salah satunya adalah pemakaian gelang pada tangan kanan anak tersebut, gelang ini biasanya digunakan sebagai panduan ketika menulis huruf 'b' atau angka '5' untuk menentukan arah yang benar dari huruf tersebut, sehingga tidak tertukar dengan huruf 'd' yang menghadap kearah kiri.
Meskipun disleksia sering dikaitkan dengan tingkat intelijensi dan minat membaca yang rendah, proses pembelajaran dan penanganan yang tepat nyatanya dapat membantu anak dalam proses tulis-menulis, membaca, hingga memahami isi suatu bacaan secara tepat. Bahkan anak dengan disleksia biasanya memiliki tingkat intelijensi diatas rata-rata dan kemampuan visual yang cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa disleksia tidak berkaitan dengan tingkat intelijensi seseorang, hanya bagaimana otak memiliki cara yang berbeda dalam memproses bahasa.
Sumber
IDI. (2020). Dyslexia Basics. Retrieved from International Dyslexia Association:Â