Panti sosial memainkan peran penting dalam rehabilitasi klien, terutama mereka yang mengalami masalah sosial, seperti KDRT, tunawisma, atau gangguan kesehatan mental. Panti sosial bukan hanya tempat tinggal sementara, tetapi juga pusat pembinaan yang membantu klien memulihkan diri dan kembali menjalani hidup yang lebih baik. Melalui berbagai program rehabilitasi, panti sosial berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masa lalu yang kelam dengan masa depan yang lebih cerah.
Salah satu peran utama panti sosial adalah menyediakan lingkungan yang aman dan terkontrol bagi klien untuk memulai proses pemulihan. Bagi mereka yang mengalami gangguan mental, lingkungan yang mendukung sangatlah penting. Di panti sosial, klien dapat merasa aman dari tekanan eksternal, seperti godaan untuk kembali ke kebiasaan lama atau lingkungan yang berisiko. Selain itu, panti sosial juga menyediakan assesmen, yang membantu klien dalam proses penyembuhan fisik dan mental.
Di samping lingkungan yang aman, panti sosial juga menawarkan berbagai program rehabilitasi yang dirancang untuk memulihkan kondisi fisik, mental, dan emosional klien. Program ini mencakup terapi kelompok, pelatihan keterampilan hidup, serta kegiatan rekreasi yang bertujuan untuk mengembalikan rasa percaya diri klien. Panti sosial membantu klien mengenali masalah yang mereka hadapi, membangun kesadaran diri, dan menciptakan solusi jangka panjang agar mereka dapat menjalani hidup yang lebih mandiri.
Seperti klien yang telah saya amati perkembangannya, dia berinisial (HS) beliau saat ini berusia 29 tahun, tempat tinggal asal Berau. Beliau dibawa ke panti sosial di karenakan gangguan secara fisik yakni Hernia Nukleus Pulposus atau bahasa yang banyak dikenal yakni saraf kejepit. Pada kasus ini, klien sangat membutuhkan bantuan medis dan terapi sehingga ia harus sering melakukan kontrol terapi 2xseminggu di salah satu rumah sakit di Samarinda. Saat ini beliau sudah melakukan terapinya di minggu ke-3.
Saya juga mengajak (HS) untuk berbicara secara langsung yang bertujuan  mencari tahu awal mula terjadinya saraf kejepit tersebut hingga akhirnya dapat rujukan untuk melakukan terapi di salah satu rumah sakit di Samarinda. Pada kesempatan ini saya juga melihat semangat dan potensi dari (HS) untuk ingin segera sembuh dan dapat kembali beraktifitas dan melanjutkan kehidupannya.
Selama 51 hari saya mengobservasi klien di panti, saya sangat yakin bahkan (HS) berhasil menanamkan dalam hatinya kalau dia sanggup melewati semuanya tanpa harus melihat atau mengingat masa lalunya. Bahkan dari banyak klien yang datang ke panti sosial dengan perasaan terisolasi dari keluarga dan masyarakat. Di sini, mereka diberi kesempatan untuk membangun hubungan baru, baik dengan staff maupun dengan klien lain yang sedang menjalani proses serupa. Dukungan sosial ini terbukti efektif dalam meningkatkan motivasi klien untuk sembuh dan mengatasi tantangan dalam hidup mereka. Mereka juga merasa tidak sendirian dalam perjuangan mereka, yang memperkuat mental mereka.
Selain rehabilitasi mental dan emosional, panti sosial juga memberikan pelatihan keterampilan yang praktis dan relevan untuk membantu klien kembali ke masyarakat dengan lebih baik. Pelatihan ini mencakup berbagai bidang, seperti keterampilan kerja, pengelolaan keuangan, dan keterampilan sosial. Dengan pelatihan ini, klien tidak hanya memperoleh kemampuan baru, tetapi juga rasa harga diri yang lebih tinggi. Mereka mulai percaya bahwa mereka bisa berkontribusi kembali ke masyarakat, yang merupakan langkah penting dalam proses pemulihan.
Secara keseluruhan, panti sosial memiliki peran penting dalam membangun kembali harapan hidup klien yang menjalani rehabilitasi. Dengan menyediakan lingkungan yang aman, program yang komprehensif, dukungan sosial, dan keterampilan praktis, panti sosial membantu klien memulai kembali hidup mereka dengan cara yang lebih sehat dan bermakna. Rehabilitasi bukan hanya soal penyembuhan fisik, tetapi juga soal membangun mentalitas baru yang memungkinkan klien melihat masa depan dengan optimisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H