Mohon tunggu...
Uniek Widyarti
Uniek Widyarti Mohon Tunggu... -

belajar menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku dan Angin

26 November 2017   22:26 Diperbarui: 26 November 2017   22:34 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perempuan bermata biru telah kembali dari hibernasi. Satu hal yang dimiliki ketika ia  buka mata untuk yang  pertama kali. Membayar  rindu yang menderu pada pujaan hati.



Ranting ranting kering pun mengerti, bahwa perempuan bermata biru  tengah jatuh hati. Dedaunan bergoyang melambaikan  ucapan selamat datang kembali. Pucuk pucuk pinus yang berjajar rapi, satu demi satu ia lewati, Pipinya tiba tiba merah merona mata birunya memanacar bersinar. Kemana perempuan itu akan pergi?

Sebuah sore di awal musim .........

Ia Tampak begitu mesra, merengkuh semilir angin yang berhembus kearahnya.

Direntangkan kedua tangan, lalu  pejamkan mata. Rambut panjang yang tergerai bergerak dan tersibak. Senyumnya mengembang.

Begitu dalam ia menikmati kebersamaan.

......Perempuan bermata biru dan angin.......

Di ujung tebing  ia berdiri. Membiarkan serpih serpih angin menerpa tubuhnya.

Hamparan jingga  terbentang  sudut cakrawala menjadi kolaborasi romantis bersama biru laut di bawah sana. Nyala senja pun memantul pada tiap debur ombak. Berkilau. Kuning dan Menguning

Perempuan bermata biru tak pedulikan apa apa.... terlena ia dengan belaian angin. Sore itu begitu terasa sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun