Mohon tunggu...
Uniek Widyarti
Uniek Widyarti Mohon Tunggu... -

belajar menjadi manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru-guru Cantik

23 Januari 2014   11:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:33 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimanakah aku harus mem-publish tulisan siang ini? Entah salah kamar atau tidak, aku publish saja di edukasi. Aku menulisnya di sela sela waktu luang setelah habis jadwal tata muka, Meninggalkan jejak tulisan sebelum kutinggalkan meja kerja siang ini. Sebuah ungkapan isi hati.....

Guru zaman sekarang cantik-cantik. Memoles wajahnya dengan bedak tabir surya, lipstik cerah dibibirnya, eye shadow gelap di kelopak mata, tak lupa maskara untuk melentikkan bulu mata. Bahkan kadang kadang ada yang memakai perona.

Dulu, aku mendapati sosok itu hanya di tivi saja, di tengah tengah sinetron mereka ada. Karena pengaruh sinetron itu mereka kini berbeda ataukah karena memang mereka ada dan nyata sehingga sutradara menjiplaknya.

Pakaian terkesan ketat dan sexy, dengan berbagai model yang sangat menarik. Sepatu lancip berhak tinggi. Yang berjilbab, jilbabnya pun sangat modis dengan bros besar, seperti artis di tivi. Menenteng tas import berjalan melenggang menuju tempat mencari sesuap nasi. Pokoknya sangat menggoda hati...

Tak sadarkah mereka, bahwa mereka adalah guru, digugu (dipercaya) dan ditiru (ditauladani). Obyek pekerjaan mereka adalah anak anak manusia, benda hidup yang melihat, mendengakan dan meniru. Apakah kesalahan semua terletak pada siswa bila mereka memakai eyeliner di mata, apakah salah mereka bila mereka memakai lipstik tipis dibibirnya, bila mereka mengenakan pakaian ketat,kecil dan rok diatas lutut.

Dengan dalil agar siswa merasa tidak bosan, dengan alasan agar mampu menarik perhatian siswa. Bolehkah semacam itu?

Guru yang menarik memang mampu memberi semangat pada siswa, namun apa manfaatnya bila penampilan menarik tapi tak mampu menyajikan materi dengan menarik. Bukankah nilai positif menarik tidak hanya terletak pada penampilan. Tapi bagaimana mengemas proses pembelajaran sehingga menumbuhkan minat siswa untuk belajar dengan baik.

Bukan berarti seorang guru berpakaian dan berpenampilan ala kadarnya, namun berpakaian rapi dengan berbagai model namun sopan. Bukan berarti seorang guru tidak boleh berdandan, tetap diperkenankan asal jangan sampai berlebihan.

Kurikulum 2013 akan segera disambut, apa manfaatnya bila pada kurikulum ini karakter siswa sangat ditekankan sedang guru pun tak mampu mempertahankan karakternya sebagai panutan.

Aku seorang guru, aku tidak cantik dan aku juga tidak sirik terhadap mereka yang cantik. Hanya prihatin melihat mereka yang tidak mengedepankan kualitas mengajar tapi lebih mengedepankan kualitas fisik dan penampilan.

Semboyan Tutwurihandayani-nya Ki Hajar Dewantara (Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani) guru memberi dorongan, guru menciptakan prakarsa, guru menjadi tauladan)....semoga masih berlaku hari ini dan esok, untuk semua teman-teman guru ku....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun