Anak-anak mendapatkan pendidikan dengan ditanamkan dan memegang nilainilai karakter baik dan kejujuran, anak usia 4-6 tahun tergolong anak usia dini yang memiliki perkembangan dan kecerdasan anak usia dini sangatlah pesat(Riati, 2016). Usia ini sering disebut sebagai usia prasekolah. Namun pada usia ini pula anak anak perlu cara atau metode dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran tersebut, upaya itu menggunakan metode bercerita. Sehingga pendidikan anak pada usia pra-sekolah merupakan tahapan pendidikan sebelum pendidikan dasar, yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Hal ini dilaksanakan melalui dorongan pedagogik untuk mendorong tumbuh dan kembang jasmani dan intelektual agar anak siap melanjutkan pendidikan berkelanjutan yang diselenggarakan melalui jalur resmi, nonformal, dan informal (Wang & Hoot, 2006).
Pembentukan karakter anak, agar mencapai keberhasilan dalam cita-citanya, anak diharapkan mampu menerapkan sikap kejujuran, hanya kejujuranlah yang dapat menumbuhkan keadaan hidup ke arah yang lebih baik, tanpa kejujuran menyebabkan gagalnya segala usaha (Yaumi, 2014).
Kisah-kisah teladan dari para nabi dan rasul sangat penting dalam ajaran Islam, karena mereka memberikan contoh hidup yang patut diteladani dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Tuhan, sesama manusia, maupun alam sekitar. Berikut beberapa kisah teladan dari beberapa nabi dan rasul:
1. Nabi Adam AS: Keikhlasan dan Tawbah
Nabi Adam AS adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Kisahnya mengajarkan tentang keikhlasan, tanggung jawab, dan pentingnya bertaubat. Ketika Nabi Adam dan istrinya, Hawa, diperintahkan oleh Allah untuk tinggal di surga dan tidak mendekati pohon yang dilarang, keduanya tergoda oleh godaan iblis dan akhirnya melanggar perintah Allah. Namun, ketika mereka menyadari kesalahan mereka, mereka segera bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Allah pun menerima taubat mereka dan mengajarkan mereka bagaimana menjalani hidup di bumi. Dari kisah ini kita belajar bahwa setiap kesalahan dapat diperbaiki dengan taubat yang tulus dan kembali kepada Allah.
2. Nabi Nuh AS: Kesabaran dan Keteguhan
Nabi Nuh AS diutus untuk memperingatkan umatnya yang menyembah berhala dan hidup dalam kekufuran. Beliau berdakwah selama lebih dari 900 tahun, namun hanya sedikit yang beriman. Ketika perintah Allah datang untuk membangun bahtera besar karena akan datangnya banjir besar, Nabi Nuh tetap sabar dan tekun mengerjakan tugasnya meskipun dicemooh dan ditertawakan oleh kaumnya. Kisah Nabi Nuh mengajarkan kita tentang pentingnya kesabaran dalam berdakwah dan keteguhan dalam menghadapi ujian serta tanggung jawab dalam menyampaikan wahyu Allah.
3. Nabi Ibrahim AS: Keteguhan Iman dan Pengorbanan
Nabi Ibrahim AS adalah contoh teladan dalam keteguhan iman dan pengorbanan kepada Allah. Ketika Allah memerintahkan Ibrahim untuk meninggalkan istrinya, Siti Hajar, dan anaknya, Nabi Ismail, di padang pasir yang tandus, Ibrahim tidak ragu dan taat pada perintah Allah. Pada saat yang lain, ketika Allah mengujinya untuk menyembelih anaknya Ismail sebagai ujian keimanan, Nabi Ibrahim dan Ismail sama-sama taat kepada Allah, meskipun perintah itu sangat berat. Namun, Allah menggantikan pengorbanan itu dengan seekor domba. Kisah ini mengajarkan kita tentang ketaatan kepada Allah, keteguhan iman, dan pengorbanan demi mencapai ridha-Nya.
4. Nabi Musa AS: Kepemimpinan dan Keadilan
Nabi Musa AS diutus untuk membebaskan Bani Israel dari penindasan Firaun yang zalim. Dengan keberanian dan kepemimpinan yang kuat, Nabi Musa memimpin umatnya melalui berbagai ujian, termasuk ketika Allah membelah Laut Merah untuk menyelamatkan mereka dari tentara Firaun yang mengejar. Nabi Musa juga mengajarkan pentingnya kesabaran dan keadilan, serta berpegang pada wahyu Allah meskipun menghadapi tantangan besar. Kisah Nabi Musa menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati harus memiliki keberanian, keteguhan, dan selalu berpegang pada kebenaran.