Mohon tunggu...
Dhiva Shavira
Dhiva Shavira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jakarta

Suka jalan-jalan, makan, dan nonton. Bercita-cita ingin jadi content writer.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apa Jadinya Bila Antibiotik dari Resep Dokter Tidak Dihabiskan?

20 Juni 2023   22:38 Diperbarui: 20 Juni 2023   22:49 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: Dokumentasi Pribadi

Antibiotik merupakan jenis obat yang digunakan untuk mengobati atau mencegah infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Sudah sejak lama, penggunaan antibiotik telah menjadi metode yang umum digunakan untuk melawan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, terutama bakteri. Mekanisme kerja antibiotik melibatkan penghambatan pertumbuhan atau pembunuhan sel bakteri, yang pada akhirnya membantu mengatasi infeksi bakteri. Antibiotik tidak hanya digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri, namun juga dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan atau profilaksis terhadap infeksi bakteri. Pemberian antibiotik profilaksis terbatas pada kondisi-kondisi khusus, seperti luka parah, pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, atau sebelum menjalankan operasi. Antibiotik memiliki bentuk yang berbeda-beda sesuai kondisi pasien sehingga dapat dengan mudah dikonsumsi, mulai dari bentuk kapsul, tablet, kaplet, sirup kering, hingga bentuk infus. 

Antibiotik tidak boleh digunakan secara sembarangan, penggunaan antibiotik hanya boleh berdasarkan resep yang diberikan oleh dokter. Antibiotik yang tidak diminum sampai habis bisa berdampak buruk bagi tubuh. 

"Antibiotik yang tidak dihabiskan akan berdampak pada tubuh dan memicu resistensi terhadap tubuh", jawab Rini Handayani, salah seorang apoteker yang sudah bertugas kurang lebih 10 tahun. Resistensi sendiri adalah kemampuan mikroorganisme, seperti bakteri atau virus, untuk bertahan atau tidak sensitif terhadap efek obat yang sebelumnya efektif dalam mengendalikan atau membunuh mikroorganisme tersebut. Dalam konteks antibiotik, resistensi terjadi ketika bakteri mengembangkan kemampuan untuk bertahan hidup dan berkembang biak meskipun terpapar antibiotik. Hal ini membuat pengobatan menjadi lebih sulit, karena antibiotik yang sebelumnya efektif, tidak lagi dapat mengatasi infeksi bakteri yang resisten. Singkatnya, resistensi adalah kondisi dimana bakteri atau virus tidak mampu dibunuh oleh antibiotik. Dalam pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), resistensi bakteri terjadi ketika bakteri mengembangkan ketahanan terhadap antibiotik yang sebelumnya efektif dalam mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri tersebut.

Menurut Rini, sang apoteker, penggunaan antibiotik harus sesuai dengan petunjuk dan resep yang diberikan oleh dokter ataupun apoteker, dan harus dihabiskan agar lebih efektif dalam mengobati penyakit. Lanjut, ia menjelaskan walaupun tubuh sudah merasa sehat, antibiotik tetap harus dihabiskan sesuai resep dokter. 

Menambahkan jawaban Rini, menurut Clarissa Giana, mahasiswa Kesehatan, jika antibiotik tidak dihabiskan maka akan timbul resistensi yang menyebabkan bakteri atau virus sudah kebal akan antibiotik tersebut, dan apabila hal itu terjadi dokter akan menambahkan dosis antibiotik yang lebih tinggi, dampaknya tidak semua orang akan cocok dengan dosis yang diberikan dan bisa beresiko pada ginjal.

Jangka waktu meminum antibiotik sendiri berbeda-beda tergantung pada dosis yang diberikan, seperti misalnya diberikan dosis 1 strip berisi 10 butir yang harus dikonsumsi sebanyak 3 kali dalam sehari, maka antibiotik tersebut harus habis dalam kurun waktu kurang lebih 3 hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun