Mohon tunggu...
Dhitia Nufridasari
Dhitia Nufridasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Setiap Anak Pintar dengan Caranya Sendiri

15 November 2024   11:13 Diperbarui: 15 November 2024   12:01 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Setiap anak memiliki ciri khas dan potensi sendiri yang membuatnya unik. Gagasan bahwa "setiap anak pintar dengan caranya sendiri" semakin relevan dalam dunia pendidikan. Pemahaman ini tentang psikologi pendidikan semakin berkembang karena kita tahu bahwa kecerdasan tidak terbatas pada kemampuan akademik seperti membaca atau pintar dalam matematika. Sebaliknya, kecerdasan mencakup banyak hal lain, seperti kemampuan sosial, keterampilan fisik, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Pandangan tentang kecerdasan telah diubah oleh Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard, ketika dia memperkenalkan ide tentang kecerdasan majemuk. Teori ini menyatakan bahwa jenis kecerdasan yang berbeda yang dimiliki setiap anak termasuk kecerdasan linguistik, logis-matematis, visual-spasial, kinestetik, musikal, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Artinya, seorang anak yang mungkin kesulitan dengan matematika mungkin sangat berbakat dalam hal seni, musik, atau berinteraksi dengan orang lain, hal ini menunjukkan bahwa setiap anak berhak atas keistimewaannya sendiri. 

Pada perspektif ini dalam pendidikan memungkinkan agar pemikiran orang tua dan guru untuk tidak hanya berkonsentrasi pada satu jenis kecerdasan, tetapi juga memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk mengeksplorasi apa yang mereka sukai dan bakat apa yang mereka miliki.

Pendidik dan orang tua, dengan mengetahui bahwa setiap anak unik, dapat membuat lingkungan belajar yang ramah dan mendukung perkembangan potensi anak secara lebih menyeluruh. Misalnya, anak-anak dengan kecerdasan kinestetik atau fisik mungkin lebih cepat belajar dengan pendekatan yang melibatkan gerakan, seperti olahraga atau seni tari. Anak-anak dengan kecerdasan interpersonal juga mungkin lebih baik dalam mengerjakan proyek dan bekerja sama dengan orang lain. Anak-anak akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar jika kita menghargai keanekaragaman kecerdasan ini. Jika mereka diberi ruang dan dukungan yang sesuai dengan potensi mereka, setiap anak memiliki kemampuan untuk berprestasi dan menemukan keunggulan mereka. 

Pada akhirnya, gagasan bahwa setiap anak pintar dengan caranya sendiri mengajarkan kita untuk menghargai bakat dan keunikan yang berbeda, menghasilkan generasi yang percaya diri dan bahagia dalam mengejar impian mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun