Mohon tunggu...
Dhitia Nufridasari
Dhitia Nufridasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Bullying di Sekolah

14 November 2024   18:30 Diperbarui: 14 November 2024   18:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bullying di sekolah adalah masalah serius yang berdampak luas pada perkembangan sosial dan kesehatan mental siswa. Banyak siswa yang menjadi korban bullying mengalami depresi, kecemasan, dan rendah diri. Psikologi pendidikan membutuhkan pendekatan yang menyeluruh untuk melindungi siswa, termasuk di sekolah dan dukungan psikologis, untuk memerangi bullying, sekolah harus membuat lingkungan yang aman dan inklusif. Sekolah juga harus membuat kebijakan yang jelas tentang anti bullying dan mengajarkan siswa tentang perilaku yang tidak dapat diterima, dengan memberikan pemahaman tentang efek negatif bullying, siswa diharapkan dapat menjadi lebih empati dan lebih sadar sosial. Sangat penting bagi pendidik dan karyawan sekolah untuk dilatih dalam mengidentifikasi gejala pelecehan, baik pada pelaku maupun korbannya. Peristiwa ini tidak boleh disepelekan karena berpengaruh sekali terhadap kesehatan mental anak.

Siswa yang mengalami bullying mungkin menunjukkan perubahan perilaku seperti menarik diri, prestasi akademik yang menurun, atau tanda-tanda kecemasan. Di sisi lain, pelaku bullying sering kali menunjukkan pola perilaku agresif yang memerlukan perhatian khusus. Guru yang terlatih mampu mengambil tindakan lebih awal dan memberikan solusi yang tepat. Siswa yang melakukan bullying biasanya tidak merasa bersalah ketika melakukan bullying tersebut.

Langkah penanganan bisa berupa Konseling kepada guru atau orang-orang terdekatnya, konseling adalah pendekatan psikologis lain yang efektif untuk korban pelecehan. Konseling bertujuan untuk memulihkan rasa percaya diri korban, membantunya mengatasi trauma, dan membangun strategi untuk menghadapi situasi serupa di masa depan. Konseling dapat dilakukan secara individual atau dalam kelompok, yang mendorong siswa untuk berbagi pengalaman mereka satu sama lain. Meningkatkan keterlibatan orang tua dalam upaya ini juga penting. Orang tua yang cerdas dapat membantu mengawasi perkembangan emosi anak mereka di rumah dan bekerja sama dengan pihak sekolah. Anak-anak memiliki kekuatan tambahan untuk pulih dari pengalaman buruk di sekolah dengan dukungan di rumah. Pendekatan psikologis yang komprehensif dari sekolah, guru, dan orang tua dapat mengurangi bullying dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman, sehat, dan positif bagi semua siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun