Mohon tunggu...
Langit Jingga
Langit Jingga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bernama Pena Langit Jingga. Bungsu kelahiran Bogor, 13 Oktober. Mencintai dunia penulisan, anak-anak dan pendidikan. Addict dengan Coklat dan Es Krim *yang biasa jadi teman menulis*. Lulusan D3 Komunikasi ini bermimpi untuk bisa mengajar anak-anak pedalaman, membangun sekolah untuk anak-anak tidak mampu dan MIMPI 1000 BUKU :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kompasiana & Para Penulis [Pemula]

15 Februari 2012   18:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:36 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_162997" align="aligncenter" width="387" caption="Semangat Terus, Pantang Mundur"][/caption] Banyak yang remeh dengan tulisan, member dan kehadiran Komunitas Kompasiana. Katanya semua bisa posting tanpa editor, artinya gak ada kualitasnya. Katanya, Ah, tulisan kayak gitu gue juga bisa!. So what? Kenapa gak ikut nulis aja daripada remehin dan sekedar komentar? *hehe, mendidih kayaknya nih kepala, emosi jiwa tingkat akhir—siap-siap skripsi deh :p*

Emang sih, di kompasiana semua tulisan, selagi masih dalam koridor ketimuran, pasti akan dimuat. Jelas berbeda dengan media-media lain sejenis, yang belum tentu bersedia memposting tulisan para “pe-magang tinta” *kalo kuli tinta kan wartawan, kalo masih belajar pemagang aja kali ya.. :p*. Di tempat lain tentu kualifikasinya jauh lebih ketat, ada sang editor yang bisa saja tulisan para pemula sering di lewatkan, kurang berbobot cyinn. Tapi mohon disikapi secara bijaksana dan positif keberadaan wadah seperti Kompasiana ini. Di sini kita diberi kepercayaan untuk terus belajar menulis, belajar percaya diri melempar tulisan ke media. Bukankah ini menguntungkan untuk kita yang pemula? Dan benar kata member kompasiana lain *maaf saya lupa namanya, hehehe*, bahwa di sini banyak juga ko para Suhu a.k.a Ustadz a.k.a Guru alias Para Penulis Handal yang dengan low profile nya masih mau mampir ke tulisan-tulisan sederhana milik para Junior yang masih berantakan grammarnya *lah, bahasa apa sih yang dipake emangnya yak? ckckck*.

1329328983511669335
1329328983511669335

Jadi point utamanya, jangan berhenti menulis. Jelek? Kurang berbobot? Biarin! Lanjutin dan benahin terus. Cepat atau lambat, kita akan menemukan formula menulis tersendiri yang tentu makin baik tiap harinya. Awalnya saya gambling dan sok pede saat melempar tulisan pertama saya ke Kompasiana 7 Februari lalu, http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/02/07/autis-bidadari-surgawi-malaikat-kecilnya/ . Diluar dugaan saya, postingan pertama saya jadi HL. *wuidihhh, sombong. Hehehe :p*. itu jadi pacuan saya untuk terus menulis. Seperti semangat yang dikobarkan rekan sesama penggiat kompasiana, Mas Mustafa Kamal dalam tulisannya, http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/15/dari-kompasiana-menjadi-penulis-besar-indonesia/ Yuk mari candu menulis.

:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun