[caption id="attachment_162997" align="aligncenter" width="387" caption="Semangat Terus, Pantang Mundur"][/caption] Banyak yang remeh dengan tulisan, member dan kehadiran Komunitas Kompasiana. Katanya semua bisa posting tanpa editor, artinya gak ada kualitasnya. Katanya, Ah, tulisan kayak gitu gue juga bisa!. So what? Kenapa gak ikut nulis aja daripada remehin dan sekedar komentar? *hehe, mendidih kayaknya nih kepala, emosi jiwa tingkat akhir—siap-siap skripsi deh :p*
Emang sih, di kompasiana semua tulisan, selagi masih dalam koridor ketimuran, pasti akan dimuat. Jelas berbeda dengan media-media lain sejenis, yang belum tentu bersedia memposting tulisan para “pe-magang tinta” *kalo kuli tinta kan wartawan, kalo masih belajar pemagang aja kali ya.. :p*. Di tempat lain tentu kualifikasinya jauh lebih ketat, ada sang editor yang bisa saja tulisan para pemula sering di lewatkan, kurang berbobot cyinn. Tapi mohon disikapi secara bijaksana dan positif keberadaan wadah seperti Kompasiana ini. Di sini kita diberi kepercayaan untuk terus belajar menulis, belajar percaya diri melempar tulisan ke media. Bukankah ini menguntungkan untuk kita yang pemula? Dan benar kata member kompasiana lain *maaf saya lupa namanya, hehehe*, bahwa di sini banyak juga ko para Suhu a.k.a Ustadz a.k.a Guru alias Para Penulis Handal yang dengan low profile nya masih mau mampir ke tulisan-tulisan sederhana milik para Junior yang masih berantakan grammarnya *lah, bahasa apa sih yang dipake emangnya yak? ckckck*.
Jadi point utamanya, jangan berhenti menulis. Jelek? Kurang berbobot? Biarin! Lanjutin dan benahin terus. Cepat atau lambat, kita akan menemukan formula menulis tersendiri yang tentu makin baik tiap harinya. Awalnya saya gambling dan sok pede saat melempar tulisan pertama saya ke Kompasiana 7 Februari lalu, http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2012/02/07/autis-bidadari-surgawi-malaikat-kecilnya/ . Diluar dugaan saya, postingan pertama saya jadi HL. *wuidihhh, sombong. Hehehe :p*. itu jadi pacuan saya untuk terus menulis. Seperti semangat yang dikobarkan rekan sesama penggiat kompasiana, Mas Mustafa Kamal dalam tulisannya, http://edukasi.kompasiana.com/2012/02/15/dari-kompasiana-menjadi-penulis-besar-indonesia/ Yuk mari candu menulis.
:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H