Mohon tunggu...
Dhita Mutiara Nabella
Dhita Mutiara Nabella Mohon Tunggu... Konsultan - Consultant - Net Zero Sustainability Transition

Seorang Pembelajar -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Langkah Strategis Pendidikan Tinggi dalam Mempersiapkan Indonesia Emas 2045

2 Mei 2017   08:28 Diperbarui: 2 Mei 2017   08:53 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) selalu diperingat setiap tahunnya setiap tanggal 2 Mei. Hari tersebut menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk kembali merenungkan hal-hal apa saja yang telah dilakukan dan dicapai pada tahun ini dan tahun sebelumnya, serta memikirkan kembali strategi sistem pendidikan di Indonesia di masa mendatang. Peringatan Hardiknas tahun ini bertema “Peningkatan Relevansi Pendidikan Tinggi Untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi”. Tema ini dipilih untuk kembali menekankan implementasi dari Tri Dharma Pendidikan Tinggi agar lebih memperhatikan dampak dari aktivitasnya terhadap peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia.

Presiden Joko Widodo mencanangkan “Indonesia Emas 2045”—tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia—untuk menjadikan Indonesia sejahtera dari berbagai aspek kehidupan. Indonesia Emas 2045 dapat dicapai apabila adanya kesadaran seluruh lapisan masyarakat terkait hal tersebut, dikarenakan Indonesia Emas 2045 tentu tidak dapat dicapai apabila hanya terjadi gerakan yang parsial saja. Pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana relevansi pendidikan tinggi untuk mencapai visi tersebut?

Terdapat berbagai langkah yang dapat dilakukan. Pertama, dalam bidang pendidikan, perguruan tinggi harus mampu menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. Dalam Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tetang pendidikan tinggi, telah dibagi tiga jenis pendidikan tinggi di Indonesia, yaitu: pendidikan tinggi akademik untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi vokasi untuk meningkatkan ketrampilan, dan perguruan tinggi profesi untuk mengembangkan keahlian khusus. Dengan demikian, jumlah perguruan tinggi vokasi perlu ditingkatkan dan keterlibatan industri perlu diintensifkan untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja yang memiliki lulusan bersertifikasi.

Langkah kedua, dalam bidang penelitian, peningkatan relevansi pendidikan tinggi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yaitu dengan meningkatkan budaya riset di Indonesia. Penelitian di Indonesia diharapkan tidak hanya berhenti pada tahap ide dan prototype saja, namun diharapkan dapat di produksi dan dipasarkan secara masal melalui kerjasama dengan pihak industri. Penelitian di perguruan tinggi harus dilanjutkan sampai pada tahap Technology Readiness Level (TRL) 9 sehingga dapat diimplementasikan dalam skala yang besar. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Kemenristek Dikti, diantaranya adalah Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Science and Techno Park (STP), pemberian hibah penciptaan pengusaha pemula berbasis teknologi, pengembangan unit transfer teknologi dan inkubasi bisnis. Output dari langkah kedua ini diharapkan terciptanya inovasi teknologi karya anak bangsa yang bermanfaat secara luas, sehingga terbentuknya generasi muda yang memiliki mindsetsebagai technopreneur untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Merealisasikan kedua langkah tersebut dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak, diantaranya dari pemerintah, perguruan tinggi, peneliti, mahasiswa, dan juga masyarakat secara umum. Dengan adanya semangat kolaborasi untuk mencapai visi yang sama, maka tidak menutup kemungkinan, Indonesia akan lebih baik di masa mendatang dan mencapai Indonesia Emas 2045.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun