Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Surat untuk Bapak Presiden Terpilih 2014

15 Maret 2014   12:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:54 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk siapapun anda yang terpilih menjadi Presiden Indonesia yang ketujuh ini, saya sebagai rakyat kecil sangatlah mengharapkan banyak asa di pundak anda pak. Berbagai pertanyaan seringkali terucapkan, dan parahnya saya sampai sekarang pun belum mendapatkan jawaban dari pertanyaan tersebut, itulah yang menjadikan saya sebagai gerombolan orang yang selalu bertanya kenapa ?

Pak bukankah kita sudah dianugerahi modal oleh Tuhan sebagai negara maju dengan sumber daya alam yang tinggi dan tingkat konsumsi yang tinggi ?

Dengan tingginya sumber daya alam tersebut, saya disini hanya ingin memberitahu bapak kalau rakyat Indonesia 86% masih di bawah kemiskinan. Dan tingginya tingkat konsumsi tersebut seolah-olah malah menjadi petaka bagi kita dengan adanya defisit yang menggerus devisa Indonesia.

Bapak adalah Presiden  yang diharapkan kedatanganya untuk sebuah pembaharuan, rakyat Indonesia sudah tentu banyak menggantungkan harapan di pundak anda saat ini untuk yang namanya sebuah kebaikan.

Berharap supaya Bapak tidak salah memilih pejabat-pejabat yang kelak akan membantu anda memikirkan sektor-sektor penting yang berhubungan dengan kesejahteraan ekonomi rakyat. Pejabat yang tidak mudah dipermainkan oleh si bandar besar seperti Fed, BOC, BOJ, dan ECB itu, sehingga bapak dapat lebih optimal dalam mengambil kebijakan stimulus fiskal ataupun moneter.

Sebagai orang awam saya menggunakan presepsi saja ya pak dan saya anggap permasalahan ini adalah sebuah game, jadi saya tidak akan panjang-panjang dalam tulisan ini mengurai tentang permasalahan makro ekonomi kita entah itu akses supply atau akses demand atau apalah, sudahlah saya cuma mau bilang tentang inflasi saja pak, toh ujung-ujungnya kan juga disitu.

Intinya pak tanpa saya melupakan jasa dari ke-enam Presiden saya sebelumnya, dalam kebijakanya pemerintah sebelumnya selalu terliat malu-malu kucing dan terasa mengambang waktu membicarakan masalah inflasi, apa mungkin karena mereka malu bahwa inflasi sendiri indikator utamanya adalah masalah pangan, karena itu mereka merasa tidak lucu juga kalau negara kaya punya persoalan pangan.

Disini saya harap bapak untuk lebih tegas lagi dalam mengambil kebijakan, saya tahu kita ini ibarat pemain amatir dan ditekan oleh sang bandar besar, tapi bukan berarti kita harus gampang kaget dan gugup kan pak sebagai amatir ? bukankah lebih baik kita cari dulu ada dimana posisi si bandar ini baru setelah itu kita bisa bidik permainan apa yang dia punya, bukan malah bingung dan ribut sendiri kan pak seharusnya ? bagaimana bisa kita punya akselerasi dan ketepatan kebijakan kalau pejabatnya seperti itu.

Negara Indonesia sangat dihargai dengan makro ekonominya, tapi Bapak juga jangan lupa di negara ini juga punya potensi konflik politik yang sangat besar, jadi jika ada Investasi masuk tentu saja  dapat diistilahkan seperti 'tidak ada makan siang yang gratis'.

Saya sebagai rakyat kecil berharap bapak bisa membedakan keputusan apa yang terbaik yang harus diambil, tentunya kita berharap masuknya investasi modal jangka panjang yang bisa membantu kita menumbuhkan permodalan dan itupun harusnya juga seimbang dengan harga surat utang negara (SUN), karena pergerakan pasar modal inilah yang sangat berpengaruh terhadap sistem pergerakan devisa kita sendiri, jangan sampai tingkat pertumbuhan pajak kita di APBN dengan tingkat pertumbuhan bunga surat utang negara (SUN) kita defisit, yang artinya kemampuan pemerintah menumbuhkan pajak lebih kecil nilainya daripada pertumbuhan beban biayanya sendiri, dalam permasalahan ini  kita tidak mau mengulangi kesalahan seperti itu lagi.

Bapak presiden terpilih 2014 yang terhormat, saya sangat mengharapkan pemerintah yang akan datang ini mau belajar dari sejarah krisis ekonomi 98 kemarin, seperti yang sudah dilakukan oleh sektor perbangkan dan para pengusaha, Oleh karena itu saya tidak mengharapkan suatu saat salah satu Mentri Bapak mengatakan bahwa ekonomi kita tumbuh hanya dengan pendekatan melihat dua sektor tersebut yaitu perbangkan dan pengusaha. Ketika itu sebagai rakyat kecil saya akan menganggap Mentri anda salah alamat, karena dua sektor tersebut punya target profit sendiri buat cari US Dollar (devisa), sedangkan nasib mayoritas rakyat yang tidak ikut permainan bagaimana dong ?, Disini saya mengharapkan bapak melihat kaum mayoritas inilah yang harus ditolong dengan kebijakan anda, jangan yang itu karena mereka sudah belajar dan sudah pasti akan bisa menyelesaikan gamenya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun