Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Ekonomi dan Politik Bertemu

19 Maret 2014   12:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semakin dekat dengan hari H pemilu semakin  marak sekali berita tentang kampanye para parpol ini, tetapi ada satu hal yang saya garis bawahi disini  yaitu tentang visidan misi para capres ini, coba  kita lihat di Televisi, Media Massa, dan bahkan di sosial media, janji-janji para capres kita ini semuanya agak mirip-mirip.

seperti BBM akan murah, sembako murah, sekolah gratis dan berobat juga gratis.

saya jadi heran dan mikir juga apa tidak ada janji yang lain ya ?

Kok tidak ada yang janji seperti ini ya ?.... " Hei rakyat Indonesia, karena Negara kita ini sebenarnya kaya.... kalau saya terpilih jadi Presiden saya akan membuat semua rakyat menjadi makmur dan kaya.... sehingga mampu membeli semua barang tanpa subsidi, mampu membeli berapapun harga BBM tanpa subsidi, mampu membeli sembako berapapun harganya tanpa subsidi, mampu membuat kalian rakyat Indonesia menyekolahkan anak-anak kalian sampai tinggi "

Dalam teori Ekonomi kan lebih enak jadi orang kaya tuh daripada orang yang di subsidi terus.... terus kenapa juga ya para capres ini masih mempromosikan mengobral subsidi yang bisa diartikan tetap membuat rakyat indonesia hidup kekurangan dengan mengandalkan subsidi ?

Akhirnya timbulah pertanyaan,  kenapa tidak menyelesaikan masalah itu dari akarnya ? kenapa tidak minum obat yang menyembuhkan, bukan hanya obat peredam nyeri yang bisa-bisa membuat sakitnya tambah parah ? memang sih obat itu pahit rasanya, tetapi ketika sembuh kan manis rasanya.

saya jadi inget waktu ada kesempatan bermain ke Thailand di awal tahun kemarin, di Thailand harga bensin kalau dikurskan rupiah itu kurang lebih Rp. 14.000/liter (gak ada subsidi),

tapi harga makanan dan barang bisa tetep murah loh.... Lha di Indonesia kok jadi lebih mahal harga makanan dan barangnya ya ?

Apa ya yang mebuat bisa beda seperti itu ? apa tingkat korupsinya beda ya ? trus apa hubunganya tingkat harga, subsidi ma korupsi ? secara kan di Indonesia ini korupsi sudah seperti kebudayaan nih, mulai dari eksekutive tertinggi, DPR, hingga lurah nih pada ikutan korupsi berjamaah. sehingga kata-kata subsidi ini seringkali dijadikan ajang untuk melakukan ilegal trading karena adanya Arbitrase antara para rentseeker dengan mengatasnamakan "kepentingan rakyat" yang menjadikan market structure asymetrics.... apa seperti itu ya ?... semoga saja tidak, andaikan demikian semoga pada insyaf saja mereka.

Kalau melihat itu apa berarti subsidi BBM sebenarnya tidak perlu kan ? terus apa yang diperlukan ? yang pertama tentu saja yang diperlukan di Indonesia ini pemerintahan yang bersih.

Dan jangan lupa Ilmu Ekonomi Makro kan mengatakan, kalau daya beli rakyat kuat seberapapun harganya pasti terkejar....  dari sini kan seharusnya jelas apa yang seharusnya dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun