Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Ketika Ekonomi dan Politik Bertemu

19 Maret 2014   12:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:45 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah di Tahiland sendiri tanpa tingginya subsidi mereka bisa bangun insfratuktur, seperti jalan di sana sangat luar biasa, jalan layang dan tol ada di mana-mana,dll, sehingga mampu menaikan perekonomian mereka.

Apa karena orang Tahiland lebih pintar-pintar dari orang Indonesia ya ?

Tidak juga, di Indonesia banyak kok birokrat-birokrat atau ekonom yang pintar dan cerdas, permasalahanya sekarang tinggal mau jalanin yang benar atau tidak itu saja.

Politik dan ekonomi memang suatu permasalahan yang sangat klasik yang tidak bisa terpisahkan. Apalagi di tahun-tahun pemilu seperti ini dalam rangka menyongsong pilpres selalu saja mengaitkan politik dengan prospek ekonomi.

Tetapi Politik sendiri sangat berpengaruh bagi pasar modal dan sektor makro lainya, jadi politik itu bisa dikatakan menjadi salah satu indikator yang penting juga dalam mengantisipasi pergerakan ekonomi makro.

Contohnya saja nih, lihat saja apa yang terjadi andaikan subsidi BBM dihapuskan, pasti ini akan menjadi pro-kontra yang sangatlah bermuatan politis. padahal para politisi ini juga belum tentu memahami permasalahan sebenarnya, andai memang dibutuhkan trus perhitunganya tepat, visi-nya juga jelas dan itu merupakan solusi terbaik kenapa tidak ? disini yang dibutuhkan adalah pemimpin yang berani berkata 'saya yang bertanggung jawab terhadap keputusan ini'... Kepemimpinan yang seperti itu yang dibutuhkan untuk mengantisipasi 'ribet'-nya birokrasi yang syarat akan muatan politis tersebut sehingga sebuah kebijakan dapat di putuskan dan di eksekusi dengan tepat untuk sebuah kebaikan.

Terus timbul pertanyaan, apakah orang ekonomi atau orang pasar modal harus belajar politik juga untuk menghadapi keadaan tersebut ?

Kalau boleh kasih saran sih jangan, takutnya malah bukan jadi investor atau ekonom, malah jadi caleg nanti.... hehe.....

Bukankah sebaiknya para pakar ekonomi dan para pelaku di pasar modal ini cukup dengan memahami apa kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh rezim pemerintahan yang berkuasa nantinya.

Disini diharapkan semakin sedikit indikator diluar ekonomi-nya, membuat analisisnya jadi semakin tajam.

Karena bisa dipastikan jika terlalu banyak indikator diluar ekonomi dan pasar modal yang digunakanya (contoh seperti ada muatan politisnya), ujung-ujungnya juga tidak jelas mau ngapain, saking bingungnya nih akhir-akhirnya bisa juga tidak melakukan apa-apa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun