Mohon tunggu...
Dhita Arinanda
Dhita Arinanda Mohon Tunggu... wiraswasta -

I find inspiration from hearing a song 'Time' by 'Chantal Kreviazuk'

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Mengambil Pelajaran Investasi dari Seorang Warren Buffet

11 Oktober 2014   03:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:31 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buffett adalah salah satu orang terkaya dunia dan the best tax payer dunia sejak awal tahun 1990-an (sekarang nomor dua dibawah Bill Gates), dia hanya naik turun bergantian dengan Bill Gates sang penemu Microsoft, Warren Buffett selalu berfilosofi bahwa kekayaan yang dimilikinya untuk kepetingan umat di dunia. Bila kekayaannya bertambah terus setiap tahun sebagian besar akan didonasi untuk kepentingan sosial. Untuk tahun 1998 saja kekayaan bersihnya ditaksir sudah 33 miliar US Dollar dan menjadi salah satu orang terkaya di dunia (versi majalah Forbes).

Pada tahun 2005 dengan perkiraan pendapatan bersih 44 milyar USD, dia menduduki urutan kedua sebagai orang terkaya kedua dunia menurut Forbes, di belakang Bill Gates. Kemudian pada tahun 2008, ia menggantikan posisi Bill Gates sebagai orang terkaya di dunia versi Forbes, dengan nilai bersih kekayaannya ditaksir 62 milyar USD (setara Rp 542 triliun). Saat ini walaupun ia sebagai Chairman dan CEO (Chief Executive Officer) dari Berkshire Hathaway (pemegang saham 38%) hanya menerima gaji 100.000 USD per bulan. Sebagai dampak dari krisis finansial global nilai kekayaan Buffet juga mengalami penurunan. Tapi baginya hal tersebut bukan sebagai suatu musibah, ia tetap terima menghadapi krisis tersebut dan menganggap sebagai koreksi dari Tuhan agar lebih humanis dalam berinvestasi. Mengapa ia berpikir seperti itu? Sebagai seorang yang mempunyai nilai filosofis dalam berinvestasi, ia selalu berinvestasi dalam jangka panjang dan membeli saham perusahaan karena baginya membeli suatu perusahaan yang mempunyai prospek bagus dikemudian hari. Ia tidak mengejar keuntungan sesaat tetapi mengejar nilai uang yang akan akan dihasilkan perusahaan tersebut dari saham yang dibelinya.

Meski menjadi orang terkaya di dunia saat ini, Buffett bukanlah tipe yang suka bermewah-mewah. Rumah yang di tempatinya saat ini di Omaha, Nebraska masih rumah yang tahun 1958 dibelinya seharga 315.000 USD, dua tahun setelah Buffett me-ngawali kemitraan investasinya pada tahun 1956. Ia tetap tinggal di rumah tuanya dan hidup dengan gaya sangat sederhana, namun disisi lain ia bisa memberi sumbangan 30 miliar USD kepada Yayasan Bill & Melinda Gates pada tahun 2008 (milik jutawan Bill Gates dan istrinya).

Menurut buffet, Kesuksesan dalam berinvestasi tidak berhubungan dengan I.Q (tingkat kecerdasan) seseorang walapun hanya diatas level 25 atau dengan intelejensia terbatas, yang dibutuhkan hanya pengendalian emosi,karena hal tersebut akan menjadi suatu hal yang berbahaya bila tidak dapat dikendalikan dalam menghadapi masalah dalam berinvestasi.

Petuah buffet lainya yang patut untuk direnungi adalah, bila perhitungan kalkulus atau aljabar sangat dibutuhkan bagi investor besar, saya lebih baik kembali untuk berjualan koran saja dari pada berinvestasi di saham. Untuk diingat, saat usianya 14 tahun Buffett menggunakan uang tabungannya hasil profesi looper koran untuk membeli sebuah kebun kecil. Warren Buffett mengingatkan kita untuk tidak perlu berpikiran njelimet dalam berinvestasi di pasar modal. Ia juga menambahkan bagi orang yang mempunyai karakteristik jelek (bertempramen tidak baik) sebaiknya jangan berinvestasi di saham yang penuh dengan unsur ketidakpastian.

Jalan yang ditempuhnya untuk meraih kekayaan adalah jalan kesederhanaan (the simple way). Kepiawaian Buffet dalam berinvestasi, justru terletak pada kesederhanaannya. Ia hanya berinvestasi pada bidang usaha yang dimengertinya dan tidak terpengaruh oleh performance emiten di bursa.

Kepiawaian Buffett bermain saham dengan menanggung untung miliaran dolar AS membawanya sebagai orang terhormat di negaranya. Ia kini disejajarkan dengan Bill Gates, bos Microsoft. Sosoknya telah menjelma sebagai pahlawan bagi rakyat AS.  Ketajaman pikirannya sangat luar biasa sehingga ia diibaratkan sebagai perpaduan antara fisikawan Albert Einstein, seniman Picasso dan raja kaya raya pencipta koin emas (gold coin) Croesus, gabungan dalam satu jiwa dan tubuh (diibaratkan manusia utusan Tuhan dalam dunia investasi).

Dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang seringkali dihadiri puluhan ribu orang sebanding dengan konser musik yang diadakan Elvis Preisley. Buffet sendiri menyebutnya sebagai “Woodstock-nya Kapitalis”. Ia yakin betul bahwa investor membeli sebagian kecil saham Berkshire hanya untuk mendapatkan kesempatan mencuri ilmu dari master pasar saham itu. Maklum, ia sudah malang melintang di Dow Jones Industrial Average selama lebih dari 40 tahun (Ron Lowenstein, 1995).

Sekarang, diusianya yang sudah 84 tahun , Buffett sadar betul, kelak ia akan dipanggil Tuhannya. Kabarnya, ia sudah menunjuk penggantinya yang bukan hanya untuk melanjutkan bisnisnya di Berkeshire Hathaway, Coca Cola, Gillette dan Amex. Orang menduga, calon pengganti Buffett adalah Charles Munger, orang kedua di Berkshire Hathaway. Saat mengenang kepergian temannya, Othmers dari Brooklyn, Buffett sempat diwawancarai harian New York Tima pada 1998 lalu. “Ada banyak yang akan datang,” katanya. Dan, “akan ada yang lebih besar dari yang ini.”

Para analis keuangan dunia menduga saat ia membeli GE dan Goldman Sachs, tindakan itu telah mencerminkan betapa banyaknya dana tunai yang dimilik Berkshire (Buffett). Buffett dianggap cerdas dan jenius, karena tidak mungkin akan terlibat dalam pembelian GE karena GE dianggap bukanlah sebuah perusahaan yang sehat.

Pada saat kondisi Indonesia yang ekonominya sudah mulai transparan, ada baiknya berinvestasi yang mempunyai peluang jelas dengan berpatokan pada analisis fundamental pada level perusahaan yang jangka panjang tetap survive dalam keadaan ekonomi apapun. Boleh saja tetap melihat hasil analis tehnikal, namun tetap percaya pada performance emiten berdasarkan fundamentalnya (suatu yang sangat bernilai). Dengan menerapkan prinsip-prinsip Warren Buffett, seandainya ingin kaya (secara legal dan bukan KKN) ada baiknya kiat dari Warren Buffett yang sudah terbukti dan teruji ini dapat dijadikan sandaran hidup di masa depan. Kesederhanaannya dengan tidak bersosialisasi dengan masyarakat kalangan tingkat atas (yang dianggap kaum bourjuis), dan menghabiskan waktu luangnya dirumah dengan menonton tv sambil makan pop corn (kesukaannya).

Jadi kesimpulanya, jangan selalu pamer kekayaan, Jadilah diri sendiri, dan nikmati apa yang anda lakukan (Don’t try to show off, just be yourself and do what you enjoy doing). Seandainya kedepanya kita makin kaya dengan investasi portofolio secara tidak langsung akan menaikkan peran kita sebagai Wajib Pajak Orang Pribadi (individual tax payer) yang dengan membayar pajak potensial untuk negara.

Dhita A

10 Oktober 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun