Mohon tunggu...
Yudhista Aditya
Yudhista Aditya Mohon Tunggu... -

Belajar berkomentar dan ngeblog dengan santun

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Edmondson - Tiket Kereta Api Jadul

5 Februari 2015   22:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:46 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14231250011406514317

Apa Anda masih ingat dengan tiket Edmondson? Atau Anda malah bingung apa itu tiket Edmondson?
Edmondson adalah jenis tiket atau karcis kereta api yang lazim digunakan sejak diperkenalkan pada tahun 1840 di Inggris. Ditemukan oleh Thomas Edmondson asal Inggris. Tiket yang awalnya berukuran 2,5 cm x 5 cm (lalu diadaptasi di Indonesia menjadi 2 x 3 cm) yang terbuat dari karton ini hingga kini masih digunakan di stasiun-stasiun kecil di Jawa, namun untuk stasiun besar kini sudah digantikan oleh tiket komputerisasi.

[caption id="attachment_367340" align="aligncenter" width="550" caption="Tiket Edmondson untuk kereta api dari berbagai negara (sumber: http://kereta-api.info)"][/caption]

Tiket Edmondson resmi dihentikan penggunaanya di Indonesia saat PT Kereta Api memberhentikan pencetakan tiket Edmondson pada bulan Oktober 2009. Kemudian, Balai Grafika di Bandung sebagai pabrik percetakan karcis Edmondson ditutup pada 2011 oleh PT KAI.

Sistem karcis Kereta Api ini sempat diadopsi oleh beberapa negara di Eropa seperti Jerman, Belanda, Perancis, Swiss, Polandia, dan Chekoslovakia, hingga ke luar Eropa seperti Benua Australia, Benua Amerika, dan Asia. Di Inggris sendiri, tiket Edmondson ini digunakan hingga tahun 1990. Negara Eropa yang paling lama mengakhiri masa Edmondson adalah Swiss, yang masih menggunakan tiket Edmondson di beberapa stasiun hingga Desember 2007. Sedangkan di Asia, seperti di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan, karcis ini masih digunakan setidaknya pada beberapa jalur lokal.

Tiket Edmondson dibuat dengan pola dan warna yang berbeda untuk membedakan tujuan dan kelas (bisnis, ekonomi, eksekutif) kereta apinya. Tiket dibuat sedemikian rupa untuk memudahkan petugas gerbong mengecek ke-valid-an tiket penumpang. Pada tiket juga dicetak tanggal di bagian depan dan nomor kursi pada bagian belakang. Namun sayangnya penumpang jarang mematuhi aturan penempatan nomor kursi ini, sehingga tak jarang penumpang jadi duduk tidak teratur, berdiri, atau bahkan berjubel dan lesehan di lantai kereta. Ketika kondektur kereta selesai mengecek, karcis biasanya akan dilubangi oleh alat yang dibawa oleh kondektur.

Kini, di Indonesia tiket kereta api yang sudah berubah menjadi sistem komputerisasi otomatis membuat penumpang lebih teratur dan tidak ada lagi yang namanya overload. Sistem reservasi tiket kereta api online ini juga tidak akan membuat Anda kembali merasakan sensasi berdesak-desakan di musim mudik seperti beberapa tahun sebelumnya. Di beberapa negara, tiket Edmondson kini lebih dialihfungsikan sebagai tiket atau karcis masuk suatu wahana rekreasi atau museum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun