tanah longsor di Padasuka, Cibeunying Kidul, Kota Bandung tepatnya di dekat Jl. Sirnagalih. Memang belakangan ini, terutama pada bulan November dan Desember sedang dilanda musim hujan. Situasi tersebut menyebabkan tanah di dataran yg lebih tinggi menjadi retak dan munculnya pori-pori atau rongga tanah. Dengan musim kemarau yang panjang, akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor karena melalui tanah yang merekah itulah, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Apabila ada pepohonan di permukaan, pelongsoran dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga berfungsi sebagai pengikat tanah.
Pada tanggal 17 November 2023 lalu, telah terjadi bencanaSelain karena cuaca, faktor alam lainnya seperti gempa bumi dapat menyebabkan longsor. Ini karena getaran pada lereng akibat gempa bumi ataupun ledakan itu sendiri dapat memicu terjadinya longsor.
Salah seorang saksi dan juga warga kecamatan Cibeunying Kidul mengatakan, "saya juga sedang jualan di sekitar sini, yang memang rumah saya dekat dari tempat kejadian. Kejadiannya sekitar pukul 17:00 WIB sebelum maghrib, tiba-tiba banyak kegaduhan dari warga" ujar, Cahyabudi. Tanah longsor sendiri sudah menjadi resiko bagi mereka yang tinggal atau berada di dataran yang tinggi. Apalagi rumah yang berada dipinggir sungai atau tebing, seperti yang terjadi di Padasuka, Kec. Cibeunying Kidul, Kota Bandung.
Cahyabudi menambahkan, total ada 4 korban yang terkena musibah tersebut. 3 orang mengalami luka-luka, dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia. "awal kronologi nya jadi, mereka berempat sedang memancing di pinggiran sungai, posisi mereka dibawah tepat sejajar dengan sungai, karena disitu ada dataran nya dipinggir sungai. Tiba-tiba tanah dari atas longsor dan menimpa mereka berempat, tanah yang longsor juga merobohkan 3 rumah warga. Salah satunya kantor RW setempat. Alhasil mereka tidak sempat menghindar atau kabur. Karena kejadian terjadi sangat cepat". Ujar, Cahyabudi. Saat ini, para korban luka-luka telah dilarikan ke RS Hermina.
Cahyabudi mengatakan, longsor terjadi karena faktor cuaca, dan juga bangunan atau tanah dari daerah pinggir sungai itu memang sudah retak. Alhasil, longsor tidak dapat dihindari. Saat kejadian, memang situasi sedang normal atau tidak hujan. Penting untuk memahami bahwa bencana tanah longsor bukanlah peristiwa pertama di Padasuka. Sebelumnya, telah tercatat beberapa longsor kecil yang tidak menimbulkan kerusakan parah. Namun, peristiwa baru ini mengungkap potensi bahaya yang lebih serius, mengancam keselamatan dan keberlanjutan lingkungan sekitar.Â
Pasca kejadian tragis tanah longsor di Padasuka, tindakan cepat dilakukan oleh warga setempat yang saat ini sudah menutup akses jembatan di lokasi kejadian. Langkah ini diambil sebagai tindakan preventif untuk melindungi warga dari potensi bahaya lebih lanjut. Diperkirakan tinggi longsoran mencapai sekitar 10 meter dengan panjang 20 meter, menggambarkan skala kerusakan yang signifikan.Â
Proses rekonstruksi dan pembangunan ulang daerah yang terkena dampak longsor telah dimulai. Langkah ini merupakan langkah krusial untuk mengembalikan normalitas kehidupan masyarakat yang terdampak. Tim pemulihan dan relawan bekerja keras untuk membersihkan dan memulihkan wilayah yang terkena dampak, dengan fokus pada pemulihan infrastruktur dan membangun kembali rumah yang hancur. Penting untuk memastikan bahwa proses rekonstruksi dilakukan dengan mempertimbangkan faktor risiko yang mungkin menyebabkan kejadian serupa di masa depan. Evaluasi menyeluruh terhadap keamanan struktural dan perencanaan tata ruang yang tepat perlu diintegrasikan ke dalam proses ini. Hal ini akan membantu mencegah terulangnya kejadian serupa dan meningkatkan ketahanan terhadap bencana di masa mendatang.
Pertanyaan yang kini muncul adalah sejauh mana tanggung jawab pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi dampak bencana ini. Saat ini, Cahyabudi menyampaikan ketidakpastian mengenai adanya bantuan bagi masyarakat dan korban yang terdampak oleh longsor. Inilah saatnya bagi kita semua untuk bersatu dalam menghadapi tantangan ini dan memberikan dukungan yang diperlukan.
Dalam konteks ini, langkah-langkah preventif dan penanggulangan menjadi sangat penting. Pertama, perlu adanya evaluasi mendalam terkait infrastruktur di wilayah yang rawan bencana. Pembangunan yang tidak mempertimbangkan faktor risiko dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar saat bencana terjadi. Oleh karena itu, pemerintah setempat harus memastikan bahwa regulasi dan standar keamanan telah diterapkan secara ketat.
Selanjutnya, penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang potensi bahaya tanah longsor. Pelatihan dan simulasi bencana dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang perilaku yang aman dan tindakan yang perlu diambil saat situasi darurat terjadi. Dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat, dampak bencana dapat diminimalkan.
Tindakan cepat dalam memberikan bantuan dan rehabilitasi juga menjadi kunci utama. Pemerintah seharusnya tidak hanya fokus pada tanggap darurat, tetapi juga memastikan bahwa proses pemulihan jangka panjang dapat berjalan lancar. Bantuan finansial, medis, dan psikologis harus diberikan dengan segera untuk mendukung mereka yang terdampak. Kita juga perlu mengevaluasi sistem peringatan dini dan infrastruktur pengamanan yang ada. Teknologi modern dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem peringatan yang lebih efektif dan cepat tanggap. Selain itu, rehabilitasi lingkungan setelah bencana perlu menjadi prioritas, termasuk pemulihan lahan agar dapat kembali berfungsi secara normal.
Sebagai masyarakat, mari bersatu dalam mendukung korban dan mewujudkan perubahan positif. Tanah longsor di Padasuka menjadi cermin bahwa upaya pencegahan dan mitigasi risiko bencana harus ditingkatkan. Dengan bersama-sama berkontribusi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tahan bencana untuk masa depan. Semua pihak perlu bersatu untuk membangun kembali Padasuka menjadi lingkungan yang lebih kuat dan tangguh. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga kewajiban bersama untuk melibatkan seluruh masyarakat dalam upaya rekonstruksi ini. Dengan begitu, kita dapat membuktikan bahwa kekuatan solidaritas dan kepedulian dapat membawa harapan dan perubahan positif, bahkan di tengah-tengah bencana terberat sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H