Mohon tunggu...
Dhini Oktavianti
Dhini Oktavianti Mohon Tunggu... Freelancer -

Jalan-jalan, Belanja, Kuliner, Belanjaa.. ^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rokok Sehat?

4 Maret 2012   04:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:31 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13308351212042830990

Postingan ini terinspirasi saat saya berada di bis AC menuju kantor yang berada di daerah Jakarta Selatan. Seperti biasa, bis umum pasti ada pedagang asongan yang menjajakan makanan, minuman, sampai barang-barang unik bin ajaib dengan harga miring. Ketika saya sudah memilih kursi dan bersiap untuk tidur, ada pedagang yang mulai mempromosikan barang dagangannya. Hal yang biasa sebenarnya pedagang ini mempromosikan barang dagangan terlebih dahulu baru menawarkan ke setiap penumpang. Namun yang membuat saya ingin menyimak adalah barang dagangannya yang unik, yaitu rokok yang bisa di charge. Ha? Itu reaksi pertama saya. Mungkin ada beberapa orang yang sudah mengetahui hal ini, tapi saya baru pertama mendengarnya. Berbagai pertanyaan berkelebat dalam benak saya. Rokok macam apa itu? Gimana caranya? Lah terus itu darimana? Saya pun menyimak pedagang tersebut. Menurut pedagang itu, rokok yang ia jual adalah rokok sehat bebas tembakau dan nikotin. Dari namanya saja mengindikasikan kalau rokok tersebut sehat. Tampilan luar bungkus rokok ini didominasi warna putih dan ada unsur warna hijau.

[caption id="attachment_174788" align="aligncenter" width="400" caption="Health Cigarettes. "][/caption] Pedagang tersebut mengatakan bahwa kalau di supermarket besar harganya mencapai Rp 90ribu sampai Rp100ribu. Akan tetapi karena di bis umum cukup dibanderol dengan harga Rp 20ribu. Fantastis bukan? Saya langsung berpikir, kenapa bisa jauh sekali harganya? Lanjuut. Pedagang itu berkata lagi, rokok ini memiliki berbagai macam rasa. Sependengaran saya ada rasa melon, strawberry, kretek, serta mild, dan beberapa istilah perokokan yang saya kurang mengerti. Satu dus isinya sekitar 7-10 buah. Lucu yah, rokok seperti permen. Rokok ini ternyata bisa dicharge, tinggal dipencet bawahnya akan keluar tempat untuk mencharge, jadi rokok ini untuk seumur hidup dan menghemat pengeluaran. Hoalaaah. Bahkan pedagang itu mengatakan bahwa kita bisa mengobrol dengan istri sambil merokok tanpa menganggunya. Saya tambah tercengang. Saya coba cari tahu lebih lanjut tentang "rokok sehat" ini. Setelah browsing, klik sana klik sini, saya baru tahu kalau rokok ini memiliki jenis e-health cigarettes dengan bungkus warna hitam. Saya pikir kandungannya tidak jauh berbeda. Sumber pertama mengatakan bahwa rokok tembakau biasa, nikotin yang terkandung di dalamnya adalah sebesar 1.1mg/pcs. Sehingga tiap pak rokok biasa mengandung 1.1mg x 20 batang = 22mg nikotin. Sedangkan Rokok Elektrik (e-Cigarette) memberikan kuota penghirupan lebih dari 300 kali yang setara dengan satu pak rokok biasa (20 batang). Kepadatan yang tertinggi adalah 6mg. Jauh lebih rendah di banding dengan rokok tembakau konvensional. Menurut sumber pertama ini, WHO, badan kesehatan dunia, menyatakan bahwa rokok ini aman dan efektif untuk dikonsumsi setiap hari dan bisa untuk terapi berhenti merokok. Nah, saya mendapatkan sumber kedua yang bertentangan dengan sumber pertama. Sumber kedua ini mengatakan bahwa jenis rokok sehat ini justru tidak sepenuhnya sehat. Rokok ini mengandung zat kimia berbahaya yang memicu risiko kesehatan akut seperti detak jantung cepat, luka di mulut, vertigo, masalah pencernaaan, diare, dan gangguan tenggorokan. Keputusan kembali kepada masing-masing individu untuk memilih yang mana. Karena pilihan untuk merokok dengan rokok biasa atau pun rokok kesehatan ada resiko nya. Saya sendiri tetap memilih untuk tidak merokok. Sumber foto : http://shisaportable.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun