Musim ini merupakan awal dari kebangkitan Juventus dari keterpurukan selama beberapa musim. Setelah kekuatan mereka turun drastis sesaat setelah mereka dihukum oleh FIGC (PSSInya Italia) karena kasus Calciopolli yang juga melibatkan AC Milan, kini perlahan mereka mulai bangkit menuju jalur yang benar yaitu jalur juara.
Kasus Calciopolli bagi juventus memang bisa disebut sebagai mimpi buruk. Disaat mereka tengah berada dipuncak performa dan menguasai Serie-A dalam beberapa musim, mereka justru harus dilempar ke Serie-B dan kehilangan beberapa pemain – pemain bintang seperti Zlatan Ibrahimovic, Fabio Canavarro, Gianluca Zambrotta dan Lilian Thuram.
Tidak hanya hukuman degradasi dan harus kehilangan pemain – pemain bintang mereka, Juventus jugar harus merelakan 2 gelar Scudetto milik mereka dicopot dan diserahkan kepada Inter Milan. Sontak kasus ini dianggap sebagai ujian yang sangat berat bagi Si Nyonya Tua. Direktur olahraga mereka Luciano Moggi juga dihukum dilarang ikut berpartisipasi dalam dunia sepak bola selama seumur hidup. Dan Moggi sendiri adalah aktor dibalik kedatangan beberapa pemain – pemain bintang ke Delle Alpi (kandang Juventus saat itu)
Juventus tidak membutuhkan waktu lama untuk kembali ke Serie-A. bermodalkan sisa – sia bintang yang masih setia macam Del Piero, David Trezeguet, Gianluigi Buffon dan pelatih Didier Deschamps, Juventus hanya semusim bermain di Serie-B dan langsung kembali ke Serie-A. Namun sekembalinya ke Serie-A juventus tidak langsung menunjukkan permainan yang sesungguhnya. Juventus masih terlihat canggung dan tidak konsisten dalam menjalani pertarungan memperebutkan Scudetto di Serie-A.
Dalam beberapa tahun terakhir Juventus masih sulit untuk bersaing di tengah dominasi Inter Milan dan AC Milan yang konsisten berada di jalur Scudetto. Dan yang terakhir musim lalu saat Juventus dilatih oleh Luigi Del Neri, mereka hanya berada di papan tengah dan gagal menembus konpetisi eropa. Prestasi musim lalu yang bisa di bilang buruk ini membuat manajemen Juve merombak skuad juventus dan salah satunya memecat Luigi Del Neri dan menggantinya dengan Antonio Conte.
Di tangan Antonio Conte, Juventus mulai menemukan ritme permainan yang telah lama hilang tersebut. Hingga pekan ke 23, Juventus berada di puncak klasemen dengan 49 poin unggul 2 poin dari AC Milan. Dan yang menjadi prestasi tersendiri bagi Juve adalah hingga pekan ke 23 ini mereka masih belum terkalahkan oleh lawan – lawannya.
Kolaborasi antara pemain – pemain lamaseperti Giorgio Chiellini, Claudio Marchisio dan tentu saja Gianluigi Buffon dengan pemain – pemain baru seperti Mirko Vucinic, Arturo Vidal dan Andrea Pirlo memang sangat padu. Conte bisa menyatukan antara pemain baru dan pemain lama menjadi sebuah tim yang hebat. Conte sangat mengerti apa yang harus dilakukan oleh Juventus, hal ini dikarenakan Conte sendiri adalah pilar di lini tengah Juventus dalam beberapa tahun yang lalu.
Yang menarik dicermati dari Juventus adalah faktor penting dari Andrea Pirlo. Pirlo yang kontrak dari AC Milan dengan status bebas transfer justru menjadi faktor kunci di lini tengah Juve. Duetnya bersama Claudio Marchisio menjadi peran kesuksesan Juve berada di puncak klasemen hingga saat ini. AC Milan yang melepas Pirlo dengan status free transfer belakangan juga mengungkapkan penyesalan terhadap kebijakan transfernya tersebut.
Kompetisi Serie-A masih masih tersisa banyak pertandingan. Belum ada yang bisa memastikan siapa yang akan menjadi juara di akhir musim. Namun kini Juventus berada di start terdepan dalam perburuan meraih Scudetto. Mereka lebih diuntungkan karena lebih focus ke Serie-A dan tidak perlu bermain di Kompetisi Eropa. Konstistensi dan konsentrasi yang diperlukan Juve untuk kembali meraih gelar yang sudah lama tidak mereka raih.
tulisan ini juga dimuat di : www.lembudoreng.wordpress.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H