Berangkat dari cita-cita sedari SMA, suatu saat menjadi PNS. Ya, karena (alm) bapak dan keluargaku sebagian besar PNS. Aku hidup di lingkungan mereka. Ibu ku pun mengingankan aku mengikuti jejak bapak. Mungkin itulah kenapa aku 2x gagal di tes terakhir 2 BUMN besar Indonesia. Kecewa, pasti. Setelah lulus kuliah aku putuskan merantau ke Kalimantan untuk memenuhi panggilan tes BUMN tersebut. Hampir setiap minggunya aku masukkan surat lamaran ke berbagai perusahaan di Kalimantan. Sempat aku bekerja di perusahaan karet, tapi hanya seminggu, karena ada masalah internal pimpinan terkait kedatanganku di perusahaan tersebut. Alhasil, aku diminta Manager HRD untuk istirahat dulu.
Keputusan berat yang pernah aku lakukan adalah disaat aku butuh pekerjaan, aku menolak menandatangai kontrak salah satu Bank BUMN terkenal (M) dan Bank Swasta (D). Karena saat itu kurang dari 4 bulan lagi penerimaan CPNS. Aku putuskan untuk fokus untuk persiapan tes tersebut.
Aku bertahan di rumah keluarga di Kalimantan. Aku pasrah saat itu. Pokoknya tiada hari tanpa membaca materi. Di sisi lain ada yang memang harus kuperbaiki di dalam diri. Di samping usaha fisik, secara mental aku berusaha memperbaiki. Dimulai dari cara ibadah, bagaimana memperbaiki hubunganku dengan Allah. Kemudian bagaimana aku memperbaiki hubungan dengan sesama dan lingkungan sekitar. Kebetulan saat itu di bulan Ramadhan. Aku jadikan momen yang menggugah iman. Benar-benar membutuhkan Tuhan disaat kepasrahan total. Aku menikmatinya, momen itu. Berkumpul dengan orang-orang sholeh, puasa, sholat malam. Aku merasa intim dengan Tuhan. Lebih menghargai hidup dan kehidupan.
Total aku mengikuti 6 tes CPNS di berbagai Instansi. Tahun 2010 belum ada sistem CAT yang hanya bisa mengikuti tes CPNS di satu instansi. Saking aku merasa dekat Allah, aku pernah berpikiran "kalau Allah ridho, jawabanku yang salah pun dengan mudah bisa diganti Allah". Pernah juga ketika mau tes di KPU Banjarmasin, sepeda motor yang aku pakai mogok di tengah jalan. Aku sempat mendorong tiap 5 meter mesin nyala, macet lagi. Duh Gusti. Ya dalam hatiku semua terjadi kehendak Allah, motor macet mau tes pun udah kehendak Allah. Akhirnya aku naik angkot menuju tempat tes, motor aku titipin rumah penduduk sekitar, yakin Allah yang njagain motor.
Seluruh tes aku laksanakan. Kabar pertama dari kawan, bahwa aku lulus tes KPU Banjarmasin. Sujud syukur. Puasa nazar aku lakukan. Pemberkasan sudah rampung. Kemudian ada kabar kedua, bahwa aku lulus juga tes CPNS Pemda Kabupaten Barito Utara. Mulai bingung, mana yang harus aku ambil. Selang satu minggu, ada kabar lagi bahwa aku lulus juga tes CPNS Kementerian Agama Kabupaten Barito Utara. Aku takjub akan kebesaran Allah, Allah memberikan aku 3 pilihan hidup PNS mana yang harus aku jalani. Alhamdulillah, sampai saat ini aku menjadi salah satu PNS di Pemda Kabupaten Barito Utara. Aku bersyukur, Ibuku bahagia dengan kabar demi kabar tersebut.
Proses kejadian dan peristiwa hidupku menjadi hikmah terbesar. Bagaimana aku gagal, bertahan, melanjutkan hidup dan memupuk keyakinan kepada Allah. Tidak ada siapa-siapa yang bisa membantu kecuali kehendak Allah. Jikalau ada manusia yang membantu, itu karena rahmat kasih sayang Allah yang menggerakkan hatinya untuk membantuku. Aku merasa lebih beruntung bisa menjalani proses tersebut, hingga aku bisa merasa dekat dengan Allah, menghargai hidup, dan mencintai sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H