Mohon tunggu...
Dhina Kharisma Hari Wibowo
Dhina Kharisma Hari Wibowo Mohon Tunggu... Administrasi - dhinakhw

Pekerja Negara || Perantau sudah pulang kampung halaman || Love, Family, Movie, Book, Music, Running II #GGMU || Twitter : @dhinakhw || IG : @dhinakhw || FB : Dhina Kharisma Hari Wibowo

Selanjutnya

Tutup

Bola

Jangan Jadi Suporter Sepak Bola

9 Juli 2018   11:02 Diperbarui: 31 Juli 2018   16:40 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : Portalberitabola.com

Perhelatan Piala Dunia 2018 Russia hampir mencapai klimaksnya. Hanya tersisa 4 tim yang berjuang untuk mendapatkan Trofi Jules Rimet. Dan tidak mudah bagi para suporter yang melihat tim kesayangan nya gugur sebelum mencapai partai puncak. Bagi sebagian orang menjadi suporter sepakbola itu tidak mudah. Harus tahan banting, kuat mental ketika tim kesayangannya kalah. Belum lagi olok-olokan / bullyan antar suporter sepakbola hanya demi mendukung tim kesayangannya. Ya, memang berat.

Aku sendiri menjadi bagian suporter sepakbola sejak berkenalan di Piala Dunia 1998 Perancis. Sejak saat itu aku mengikuti sepakbola dunia. Untuk level Tim Nasional (Timnas), selain Indonesia ( tentu saja, Nasionalisme!) aku menjadi suporter tetap Timnas Inggris.  Untuk level klub, aku memilih menjadi pasukan Setan Merah, Manchester United.

Tidak mudah menjadi suporter Inggris, dimana di level Internasional belum bisa berbicara banyak layaknya Timnas besar seperti Brazil, Jerman, Italia, Spanyol, Perancis yang dalam dua dekade ini bergiliran menjuarai turnamen sepakbola Internasional. Pun, gaya permainan Inggris dipandang tidak semenarik tim-tim di atas, Brazil dengan sambanya, Jerman dengan kosolidan tiap lini nya, atau yang fenomenal gaya tiki taka Spanyol. Tapi apalah daya, sepakbola menurutku bukan hanya kalah dan menang. Bagiku, ketika menonton tim kesayangan, aura semangat pemain dan suporter di lapangan menular ke jiwa.  Ibarat kata, sudah mendarah daging dengan tim. Ya, tidak munafik berharap tim nya menang dan menjuarai sebuah turnamen.

Coba tengok ada berapa banyak suporter tim yang gagal juara tapi tetap mati2an dibelanya dan digandrunginya? Contoh kecil, beberapa temanku fans berat Belanda dan Italia, tapi di Piala Dunia kali ini ga bisa menonton tim kesayangan mereka karena tidak lolos ke turnamen 4 tahunan ini, tetap aja temanku masih menjadi suporter Belanda dan Italia. Juga untuk beberapa klub seperti Liverpool, Arsenal, AC Milan, Inter Milan juga termasuk MU, kapan terakhir mereka menjadi juara Liga? Sudah lama mereka tidak juara, tapi tetap saja ada fans fanatiknya sendiri.

Jadi, untuk menjadi suporter sepakbola itu berat. Berat menanggung malu juga kalau tim nya kalah, hahaha. Kecuali kalau cuma menjadi penikmat sepakbola tanpa punya tim unggulan / kesayangan. Bagi fans fanatik sepakbola, ada kalimat repetisi ketika tim nya kalah : "besok pasti bisa lebih baik lagi, dan menang (juara)". Dan itulah Harapan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun